----- Forwarded Message -----
From: Justiani <liemsioklan@yahoo.com>
To:
Sent: Friday, March 9, 2012 10:23 AM
Subject: Kalau TNI IMPOTEN tidak mampu "KUDETA", Bubarkan saja
DEPAN NEWS:
Klarifikasi Tentang Tuduhan KUDETA kepada Jenderal Wiranto yang dilontarkan Ramadhan Pohan.
Bagaimana kalau Ramadhan Pohan justru ditugaskan secara resmi oleh Kubu Djoko Suyanto yang sedang merancang "kudeta", atas perintah Ani SBY. Tujuan "Kudeta" tsb adalah untuk mengamankan dinasti Perampok Century, agar kekuasaan jatuh ketangan Kubu mereka dengan yakin 100%.
Karena kalau lewat Pemilu 2014 siapa bisa menjamin? Salah2 kalau jatuh ke tangan pihak lain (yang selama ini jelas2 sudah banyak berderet tokoh2 yang ditipu n ditekan serta diancam sehingga diam, namun memendam sejuta rasa ketidakadilan) pasti kubu perampok century ini yang pertama akan dijadikan tumbal untuk membersihkan republik.
Apalagi kekuatan Kubu JK, yang dibenci Ani SBY, dengan dukungan para konglomerat, yang meminta agar JK melindungi SBY sampai 2014, tampaknya semakin melaju kedepan. SBY langsung sembunyi di ketiak JK. Terbukti Hatta Ali langsung duduk manis sebagai Ketua MA atas sempritan dari JK.
Sementara SBY pusing, panik, kantong mata makin membesar, sebab dirongrong oleh Kubu Djoko Suyanto, atas perintah Ani SBY, yang "lempar batu sembunyi tangan" (menuduh Wiranto, padahal maksudnya kalau Kubu Djoko Suyanto kudeta biar rakyat mengira itu kerjaan Wiranto sementara Kubu Djoko Suyanto terima bersih, yakni mengharap durian jatuh ketangan Kubu Djoko Suyanto).
Kubu JK makin melenggang dengan tunduknya SMI dan BOED dipangkuan JK minta perlindungan nasib. Kebetulan JK menyimpan rekaman CCTV ketika SMI menangis tersedu2 karena sadar bahwa dirinya tertipu karena kebodohannya. Maka, konsultasi Boediono dan 4 Menteri kepada Buya Syafiie Maarif yang menyimpulkan Boediono n 4 Menteri sebaiknya mundur seperti peran Ginanjar Kartasasmita waktu 1998 itu, akhirnya tidak jadi, setelah Boediono diyakinkan oleh JK bahwa SMI pun sudah takluk dibawah kaki JK. Alhasil hanya running text di semua channel TV yang diluncurkan berbunyi "Boediono dan 4 Menteri tidak benar dikabarkan mau mengundurkan diri".
Cara intrik istana model Orba kok masih dipakai padahal rakyat saja sudah bisa membaca gerak gerik para penguasa perampok dengan segala macam akal busuk dan rekayasanya.
Namun dibalik soal intrik politik seputar Cikeas diatas, perlu kiranya isu ini dijadikan proses edukasi bangsa bhw dimanapun di dunia ini, kudeta itu adalah alat meluruskan kembali pemerintah yg sudah bengkok apalagi gagal (failed state, auto pilot, etc) krn dalam sistem kenegaraan yang sistemik dan rasional, posisi Militer/Tentara itu sejajar dengan Pemerintah (Tentara alat Negara, bukan alat pemerintah).
Pemerintah gagal bukan berarti negara juga harus gagal, maka WAJIB hukumnya Militer menyelamatkan melalui kudeta sekalipun. Itu memang peran tentara dimanapun didunia. Kalau tidak bisa "kudeta", tolong TNI dibubarkan saja. Ngabis2in anggaran tapi IMPOTEN.
Makanya tentara tidak boleh ada di pemerintahan. Sistem kenegaraan jangan amburadul kayak sekarang ini dimana TNI ada di kabinet, muspida, muspika. Ini yg bikin kacau.
DEPAN (DEWAN PENYELAMAT NEGARA) dengan ini menyatakan kepada publik:
1. Kalau TNI IMPOTEN tidak mampu KUDETA, guna menyelamatkan NKRI dari kepunahan, maka Bubarkan saja. Jangan menghabiskan uang rakyat namun tidak ada fungsi.
2. DEPAN sudah menyiapkan koreksi terhadap sistem kenegaraan yang amburadul, sehingga ke depan NKRI menjamin kedaulatan rakyat secara sistemik dan bisa dipertanggung-jawabkan secara tatanan kenegaraan.
3. DEPAN mengusahakan gerakan rakyat (people movement) bertemakan Kembali ke UUD 1945 Asli untuk Penyempurnaan. Sebagai usaha penyelamatan NKRI dari kepunahan. Karena gelombang perubahan tata dunia baru dipastikan juga akan sampai ke Indonesia. Tidak boleh semua pihak larut dalam masalah internal jangka pendek soal penyelamatan diri para perampok sampai mengorbankan nasib NKRI beserta rakyatnya.
Powered by DEPAN Berry®
From: Justiani <liemsioklan@yahoo.com>
To:
Sent: Friday, March 9, 2012 10:23 AM
Subject: Kalau TNI IMPOTEN tidak mampu "KUDETA", Bubarkan saja
DEPAN NEWS:
Klarifikasi Tentang Tuduhan KUDETA kepada Jenderal Wiranto yang dilontarkan Ramadhan Pohan.
Bagaimana kalau Ramadhan Pohan justru ditugaskan secara resmi oleh Kubu Djoko Suyanto yang sedang merancang "kudeta", atas perintah Ani SBY. Tujuan "Kudeta" tsb adalah untuk mengamankan dinasti Perampok Century, agar kekuasaan jatuh ketangan Kubu mereka dengan yakin 100%.
Karena kalau lewat Pemilu 2014 siapa bisa menjamin? Salah2 kalau jatuh ke tangan pihak lain (yang selama ini jelas2 sudah banyak berderet tokoh2 yang ditipu n ditekan serta diancam sehingga diam, namun memendam sejuta rasa ketidakadilan) pasti kubu perampok century ini yang pertama akan dijadikan tumbal untuk membersihkan republik.
Apalagi kekuatan Kubu JK, yang dibenci Ani SBY, dengan dukungan para konglomerat, yang meminta agar JK melindungi SBY sampai 2014, tampaknya semakin melaju kedepan. SBY langsung sembunyi di ketiak JK. Terbukti Hatta Ali langsung duduk manis sebagai Ketua MA atas sempritan dari JK.
Sementara SBY pusing, panik, kantong mata makin membesar, sebab dirongrong oleh Kubu Djoko Suyanto, atas perintah Ani SBY, yang "lempar batu sembunyi tangan" (menuduh Wiranto, padahal maksudnya kalau Kubu Djoko Suyanto kudeta biar rakyat mengira itu kerjaan Wiranto sementara Kubu Djoko Suyanto terima bersih, yakni mengharap durian jatuh ketangan Kubu Djoko Suyanto).
Kubu JK makin melenggang dengan tunduknya SMI dan BOED dipangkuan JK minta perlindungan nasib. Kebetulan JK menyimpan rekaman CCTV ketika SMI menangis tersedu2 karena sadar bahwa dirinya tertipu karena kebodohannya. Maka, konsultasi Boediono dan 4 Menteri kepada Buya Syafiie Maarif yang menyimpulkan Boediono n 4 Menteri sebaiknya mundur seperti peran Ginanjar Kartasasmita waktu 1998 itu, akhirnya tidak jadi, setelah Boediono diyakinkan oleh JK bahwa SMI pun sudah takluk dibawah kaki JK. Alhasil hanya running text di semua channel TV yang diluncurkan berbunyi "Boediono dan 4 Menteri tidak benar dikabarkan mau mengundurkan diri".
Cara intrik istana model Orba kok masih dipakai padahal rakyat saja sudah bisa membaca gerak gerik para penguasa perampok dengan segala macam akal busuk dan rekayasanya.
Namun dibalik soal intrik politik seputar Cikeas diatas, perlu kiranya isu ini dijadikan proses edukasi bangsa bhw dimanapun di dunia ini, kudeta itu adalah alat meluruskan kembali pemerintah yg sudah bengkok apalagi gagal (failed state, auto pilot, etc) krn dalam sistem kenegaraan yang sistemik dan rasional, posisi Militer/Tentara itu sejajar dengan Pemerintah (Tentara alat Negara, bukan alat pemerintah).
Pemerintah gagal bukan berarti negara juga harus gagal, maka WAJIB hukumnya Militer menyelamatkan melalui kudeta sekalipun. Itu memang peran tentara dimanapun didunia. Kalau tidak bisa "kudeta", tolong TNI dibubarkan saja. Ngabis2in anggaran tapi IMPOTEN.
Makanya tentara tidak boleh ada di pemerintahan. Sistem kenegaraan jangan amburadul kayak sekarang ini dimana TNI ada di kabinet, muspida, muspika. Ini yg bikin kacau.
DEPAN (DEWAN PENYELAMAT NEGARA) dengan ini menyatakan kepada publik:
1. Kalau TNI IMPOTEN tidak mampu KUDETA, guna menyelamatkan NKRI dari kepunahan, maka Bubarkan saja. Jangan menghabiskan uang rakyat namun tidak ada fungsi.
2. DEPAN sudah menyiapkan koreksi terhadap sistem kenegaraan yang amburadul, sehingga ke depan NKRI menjamin kedaulatan rakyat secara sistemik dan bisa dipertanggung-jawabkan secara tatanan kenegaraan.
3. DEPAN mengusahakan gerakan rakyat (people movement) bertemakan Kembali ke UUD 1945 Asli untuk Penyempurnaan. Sebagai usaha penyelamatan NKRI dari kepunahan. Karena gelombang perubahan tata dunia baru dipastikan juga akan sampai ke Indonesia. Tidak boleh semua pihak larut dalam masalah internal jangka pendek soal penyelamatan diri para perampok sampai mengorbankan nasib NKRI beserta rakyatnya.
Powered by DEPAN Berry®
__._,_.___
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar