Sabtu, 21 Maret 2020

[Media_Nusantara] Tentang dr. Terawan, Menteri Kesehatan.

 

Tentang dr. Terawan, Menteri Kesehatan.

By Erizeli Jely Bandaro


Ketika ditanya pendapatnya tentang dr. Terawan sebagai menteri kesehatan,"Dia orangnya kepemimpinan oke, pengetahuan bagus, networking luas. Pokoknya top benar jadi Menteri Kesehatan. Saya sangat setuju dan mendukung dokter Terawan,"  Itu disampaikan pada bulan oktober sebelum kasus Covid 19 terjadi. Siapa dia ? dia adalah Siti Fadilah Supari, mantan Menteri Kesehatan RI 2004-2009. Tetapi sekarang semua orang inginkan dr. Terawan berhenti sebagai Menteri kesehatan. Karena dianggap tidak becus menghadapi kasus Covid 19. 

Saya tidak akan membahas polemik sekitar dr. Terawan. Saya hanya mengulang ingatkan kita bersama tentang sosok Siti Fadilah Supari. Sejak tahun 2003, menurut WHO, dari 349 kematian akibat flu burung di seluruh dunia, 155 diantaranya terjadi di Indonesia. Virus flu burung H5N1 ini menyebar dari unggas ke manusia melalui kontak langsung, tetapi pada ahli mengkhawatirkan kemungkinan adanya mutasi virus sehingga dapat menular dari manusia ke manusia. Buku memoarnya bertajuk, Saatnya Dunia Berubah, Pemerintah AS dan WHO telah berkonspirasi mengembangkan senjata biologi dari penyebaran virus flu burung.

Pada 16 Oktober 2009 dia selaku MenKes mengirim surat pemberhentian kerjasama Indonesia-AS terkait Kementerian Kesehatan-NAMRU, kepada Duta Besar AS, Cameron Hume. Mengapa? dia meyakini keterlibatan dari  Naval Medical Research Unit 2 (NAMRU-2 AS) sebagai laboratorium bertujuan ganda, di samping riset juga memata matai Indonesia. Memang beberapa sample virus berhasil lolos ke AS tanpa setahu Pemerintah namun dia berhasil memaksa WHO CC ( WHO Collaborating Center agar mengembalikan 58 virus asal Indonesia, yang konon telah ditempatkan di Bio Health Security, Lembaga penelitian senjata biologi Pentagon (Kementerian Pertahanan AS).

Mengapa Siti Fadilah sampai menekan WHO ? Karena data sequencing DNA H5N1 yang dikuasai WHO Collaborating Center (WHO CC) disimpan di Los, Alamos National Laboratory di New Mexico, AS. Nah, Laboratorium Los Alamos itu  berada di bawah Kementerian Energi AS, diketahui telah melakukan riset mengenai senjata biologi dan bahkan, bom atom. Jadi WHO ya AS. Tekanan WHO kepada indonesia, adalah tekanan AS juga sebetulnya. Makanya WHO tidak berkutik di China, bahkan terpaksa memuji China.

Virus H5N1, bagaimanapun sudah di tangan AS dan menjadi koleksi dari beberapa virus yang ada, seperti MERS, SARS, Ebola dll. Ini sangat memungkinkan AS bisa menciptakan varietas virus baru di Lab nya untuk senjata biologi. Kehebatan dari riset senjata biologi ini adalah di samping dia bisa jadi alat mengancam negara lain, dia juga bisa jadi sumber uang raksasa, lewat penciptaan vaksin. Antara vaksin dan perang psikis wabah virus, keduanya saling mendukung melahirkan hegemoni dan uang tak terbilang.

Berkaitan dengan Covid 19, dan penempatan dr, Terawan yang Pati TNI, saya rasa sudah berdasarkan pertimbangan inteligent bahwa masalah kesehatan sudah menjadi bagian dari sistem pertahanan nasional. Dan Jokowi telah membentuk satuan gugus tugas dalam menanggulangi virus Corona. Tim Reaksi cepat itu diisi oleh Kementerian Kesehatan, BNPB, TNI dan Polri yang dipimpin oleh Doni Monardo, yang juga melibatkan Badan Intelijen Nasional ( BIN). Itu sebabnya saya bisa maklum kalau ada pihak yang tidak suka dengan dr. Terawan, sama ketidak sukaan mereka kepada Jokowi. Mereka bisa jadi proxy AS yang ingin mempressure pemerintah Jokowi agar terjebak dalam hegemoni AS.


Dikirim dari Yahoo Mail untuk iPhone

__._,_.___

Posted by: Al Faqir Ilmi <alfaqirilmi@yahoo.com>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar