Ditemukan Tewas di Hutan, Pratu Wahyudi Masih Genggam HP
Jenazah Pratu Wahyudi, prajurit TNI dari Detasemen Rudal (Denrudal) 004 Dumai, Riau sudah dikebumikan di tempat pemakaman umum kampung halamannya Dusun Grumbul Malang, Desa Pupus, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Sebagai jasanya yang gugur dalam tugas pemadam kebakaran hutan di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, TNI menganugerahkan almarhum kenaikan pangkat satu tingkat menjadi Prajurit Kepala (Praka) dan dianugerahi gelar anumerta.
Kepala Staf Intelijen Komando Resor Militer (Korem) 031 Wirabima Riau, Kolonel Infanteri Eko Prayitno, menuturkan Pratu Wahyudi ditemukan tewas setelah beberapa dikabarkan hilang saat sedang bertugas memadamkan kebakaran hutan di Rokan Hilir bersama dua prajurit TNI lainnya.
Namun, ada sejumlah cerita yang terungkap saat pencarian dan ketika jenazah Pratu Wahyudi ditemukan pada 23 Agustus 2016. Salah satunya soal kondisi lokasi temuan dan kondisi jenazah.
Kolonel Infanteri Eko Prayitno mengatakan, pencarian Pratu Wahyudi saat dikabarkan kehilangan komunikasi dengan dua temannya pada 18 Agustus 2016, bukan pencarian yang mudah.
Karena, kondisi medan di lokasi tertutup asap tebal dengan jarak pandang sangat pendek, yakni hanya berkisar sejauh lima meter.
"Saat itu, asap sudah tebal, dan jarak pandang hanya 3 sampai 5 meter saja. Berkali-kali diteriaki tidak ada jawaban, lalu dicoba ditelepon, Pratu Wahyudi menjawab bahwa posisinya berada di bawah pohon. Namun saat dicari, ia tidak ditemukan," ujar Eko, Kamis kemarin, 25 Agustus 2016.
Ada sekitar 50 orang yang dikerahkan dalam pencarian itu. Mereka merupakan tim pencari gabungan dari unsur TNI, kepolisian dan SAR.
Menurut Kolonel Eko, dalam komunikasi dengan dua temannya, Pratu Wahyudi sempat mengatakan dia dua kali berpindah tempat. Yakni di bawah pohon besar dan bergeser ke sebuah area perkebunan sawit yang katanya berjarak 75 meter dari pohon besar.
"Karena tidak ditemukan, Pratu Wahyudi kembali ditelepon, saat berbincang menanyakan lokasi, tiba-tiba Pratu Wahyudi berteriak Allahu Akbar..! Lalu telepon terputus. Pencarian pun tetap kami lakukan, namun saat itu sudah malam, sehingga ditunda," kata Eko Prayitno.
Pencarian pun semakin diperluas dan jumlah personel diperbanyak. "Kami lakukan pencarian hingga radius lima kilometer, dengan jumlah personel hingga ratusan orang karena ada tambahan dari Polri dan unsur lain," kata Eko.
Selasa, 23 Agustus sekitar pukul 11.40 WIB, Pratu Wahyudi, akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. "Bajunya terbakar, tubuhnya ada yang hangus," ujar Eko Prayitno.
Menurut Kolonel Eko, jenazah Pratu Wahyudi ditemukan hanya berjarak 100 meter dari lokasi tempat Pratu Wahyudi dinyatakan hilang. Anehnya, beberapa hari sebelum ditemukan, lokasi temuan jenazah sudah berkali-kali dilalui dan disisir tim pencari gabungan, tapi jenazah tak ditemukan.
"Ia ditemukan hanya berjarak 100 meter dari tempatnya hilang. Dan tempat itu sudah berkali-kali dilewati oleh anggota tim pencari," kata Eko.
Eko menuturkan, Pratu Wahyudi ditemukan dalam kondisi jenazah dan baju yang hangus terbakar. Dan lokasi tempat jenazah ditemukan berada di semak-semak yang sama sekali tidak terbakar.
"Tubuhnya ada yang hangus, tangannya masih menggenggam telepon genggam (HP), dan ditemukan pada lokasi semak yang tidak terbakar," kata Eko.
Berdasarkan apa yang ditemukan di lokasi, Eko Prayitno menduga Pratu Wahyudi tewas akibat tersengat jilatan api dari kebakaran hutan di lokasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar