Senin, 04 Mei 2020

[Media_Nusantara] GAUNG PERANG DINGIN: PERSEKUSI CHINA

 

GAUNG PERANG DINGIN: PERSEKUSI CHINA

by. Arum Kusumaningtyas

Perkembangan situasi global sungguh tidak menyenangkan. Agresifitas AS dibawah Trump dengan terus menerus melakukan sentimen Anti China membuat perkembangan penanganan wabah covid 19 ini menjadi seperti tidak ada jalan terang secara global.

Diawali dengan pernyataan Menteri Luar Negeri AS yang menyatakan memiliki "bukti cukup" bahwa virus covid ini dikembangkan di sebuah laboratorium di Beijing. Selanjutanya diperkuat oleh Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Morgan Ortagus, yang menyatakan bahwa AS melihat ada indikasi usaha Beijing membungkam ilmuwan, jurnalis dan masyarakat terkait isu covid 19 ini dengan meberikan info yang tidak benar tentang covid, sehingga membahayakan sistem kesehatan global. 

Hal ini sejalan dan memperkuat pernyataan Trump tentang WHO yang dianggap kongkalikong dengan China saat ini. Sehingga sekutu-sekutu AS, yaitu Prancis dan Australia pun segera melakukan protes dan permintaan penyelidikan pada China. 

Beijing sudah memberi sedikit petunjuk mengenai situasi yang dihadapinya saat ini, dengan menyebut NOVIKOV TELEGRAM. Telegram tahun 1946, dari Dubes Rusia di Washington ke Moscow. Ketika, perpanjangan Perang Asia Pasifik, tumbuh menjadi cikal bakal Perang Dingin AS-Rusia saat itu. 

Dampak secara langsung pada Indonesia tentunya tidak ada. Tetapi bukan berarti Indonesia secara otomatis aman, damai dan sentosa ya. Proxy  cold war menjadi ancaman yang mau tidak mau kita hadapi. Dan tentu saja itu multi dimensional. Bukan cuman di sektor keuangan saja yang akan menjadi battle field nya, terutama di sektor CYBER SECURITY kita.  Garda terdepan Perang 4.0 saat ini (2020). 

Di era 1946-1949, kita mengalami beberapa peristiwa agresi militer yang muncul karena keinginan berpisah dari NKRI. Sebut saja proklamasi Negara Pasundan, Agresi Militer I, Peristiwa Wresteling, Serangan Umum 1 Maret 1949,  Perjanjian Linggarjati dan Indonesia menjadi negara serikat. Politik pecah belah terus menerus dilakukan untuk NKRI yang baru seumur jagung. 

Karena keuangan hanya 1 aspek belaka dan pola permainannya sudah old school. Pola-pola baru pun ada dengan kegiatan yang banyak berkorelasi dengan masyarakat. Dan perkembangan teknologi militer. Oya,  pergerakan militer di sekitar Laut China Selatan dan Samudera Hindia sisi Timur Tenggara semakin kencang 

Siap atau tidak, inilah dunia yang kita hadapi. Pola AS tidak berubah dengan mematik isu global, spin doctor lah yg bekerja dengan topik: Anti China. Masih mau menari digenderang orang lain? Agen-agennya di Indonesia? Banyaaaak....




Dikirim dari Yahoo Mail untuk iPhone

__._,_.___

Posted by: Al Faqir Ilmi <alfaqirilmi@yahoo.com>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar