Selasa, 22 Mei 2012

[Media_Nusantara] Bantahan Istana Negara terhadap kabar mundurnya Dahlan Iskan menunjukkan SBY khawatir Dahlan pisah kongsi

 

Bantahan Istana Negara terhadap kabar mundurnya Dahlan Iskan menunjukkan SBY khawatir Dahlan pisah kongsi

Kenapa SBY takut sama Dahlan Iskan?

Begini hitung2annya, pertama kita ulas dulu apa yang dipunya Dahlan Iskan dan apa yang tidak dipunya SBY? apa yang dimiliki Dahlan Iskan yang tidak dimiliki SBY adalah Media

Perlu diingat, Partai Demokrat tengah mengalami penurunan pencitraan cukup dalam akibat sejumlah kasus dugaan korupsi internal, Bagi Istana, menjalin hubungan baik dengan Dahlan Iskan adalah sebuah solusi untuk mengangkat pencitraan Istana

Secara singkat saya paparkan disini, Dahlan Iskan merupakan pemilik grup Jawa Pos. Jawa Pos boleh dibilang adalah grup media terbesar di Indonesia, memiliki 151 koran cetak dan 51 jaringan TV lokal, Dari 51 TV lokal milik Dahlan Iskan, sekitar 38 TV sudah ready, sedangkan 13 TV sedang persiapan tayang, Dengan kekuatan media sebesar itu, wajar Istana khawatir kalau Dahlan Iskan mundur dari kabinet. Nah, pertanyaannya kemudian, rencana mundurnya Dahlan Iskan dari kabinet adalah sebuah kepastian atau tidak?

Berdasarkan informasi yang saya terima, usai pertemuan Selasa Malam (15/05/2012), Dahlan memang sempat mengutarakan ingin mundur, Kenapa demikian? Karena Dahlan Iskan merasa Istana telah merecoki kewenangan dirinya, khususnya terkait pergantian direksi Pertamina. Konon, Sudi Silalahi sebetulnya punya kandidat lain untuk mengisi direksi Pertamina, berbeda dengan profesional yang ditunjuk Dahlan, Dan tentunya, semua masalah ini berawal dari adanya politisasi kasus Petral sebagai trader minyak tunggalnya Pertamina

Dalam catatannya kepada Rakyat Merdeka dan Antara hari ini, Dahlan menyebut ada 3 motif di balik desakan pembubaran Petral, Pertama, ada pihak yang sungguh-sungguh ingin 'membereskan' Pertamina dari bolong-bolong sehingga bisa jadi kebanggaan nasional, Kedua, dibubarkannya Petral akan menguntungkan para trader migas dadn tentunya lebih leluasa menekan Pertamina seperti jaman dulu, Ketiga, ada yang berharap Petral dibubarkan dan trading minyak bisa dilakukan dari Jakarta tanpa perlu melalui Singapura, Padahal, membubarkan Petral tidak bisa dilakukan semudah itu. Ingat, Petral merupakan trader tunggal pembelian minyak Pertamina dari luar

Dalam catatannya itu, Dahlan Iskan mengatakan membubarkan Petral saat ini juga bakal mengganggu pasokan BBM nasional, Dalam pandangan Dahlan Iskan seperti tertuang dalam catatannya, aneh kalau ada yang memaksakan pembubaran Petral dalam sekejab, Padahal risikonya, pasokan BBM bakal terganggu, #Bumm, inflasi naik dan mungkin muncul pergolakan ekonomi.

Dan menurut info yang saya dapat, Sudi Silalahi konon termasuk orang yang menghendaki pembubaran Petral dalam sekejab, Dalam pertemuan di Istana Negara Selasa Malam (15/05/2012), Sudi Silalahi meminta SBY terbitkan inpres BBM dan Refinery dengan segera

"Untuk menanggapi soalan Petral, Bapak Presiden bisa menerbitkan Inpres BBM dan Refinery," kata Sudi Silalahi

"Untuk menanggapi soalan Petral, Bapak Presiden bisa menerbitkan Inpres BBM dan Refinery," kata Sudi Silalahi malam itu

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan pun menyepakati usulan tersebut. Menteri Perdagangan melalui Pusat Perdagangan Indonesia siap mengambil alih kewenangan Petral," lanjut Sudi. Gita tidak mengiyakan, mungkin karena publik juga sedang menyoroti Pusat Perdagangan Indonesia dalam hal impor gula

Meskipun Istana membantah informasi tersebut, pertanyaannya, mengapa Dahlan Iskan mengatakan betul ada yg ingin Petral dibubarkan seketika? "Ternyata benar-benar ada yang menginginkan Petral bubar saat ini juga" tulis Dahlan Iskan dalam catatannya di Antara dan Rakyat Merdeka. Inilah yang membuat Dahlan Iskan sempat emosi usai pertemuan selasa malam, sehingga tercetus wacana mundur dari kabinet

Ada yang bilang, wacana mundur tersebut merupakan pernyataan sikap Dahlan Iskan kepada Istana. Tapi ada juga yang bilang, wacana mundur itu hanyalah sisi emosional Dahlan Iskan yang muncul seketika. Sumber yang lebih miring menyebut, wacana mundur Dahlan Iskan sebagai bargaining position kepada Demokrat, untuk Cawapres kah?

Entahlah mana yang benar, tapi opini saya lebih percaya wacana mundur itu emosi sesaat Dahlan Iskan saja karena merasa dikhianati Istana. Terlepas dari itu, sebetulnya yang perlu dipastikan adalah apa putusan pemerintah soal Petral, dibubarkankah atau jalan terus?

Media massa seharusnya mendesak pemerintah segera ambil sikap soal Petral, entah itu dibubarkan seketika atau jalan dan diperbaiki. Konfirmasi ini sangat penting, karena jika pemerintah putuskan pembubaran Petral, maka membenarkan adanya desakan Sudi Silalahi soal itu, Istana seharusnya memberikan jawaban yang jelas soal status Petral, bukan sekedar membantah adanya pertemuan selasa malam bahas Petral, Catatan Dahlan Iskan bahwa ada pihak yang benar2 ingin membubarkan Petral saat ini juga adalah bukti adanya desakan itu, Dan jika Istana pada akhirnya memutuskan pembubaran Petral dalam sekejab, maka dapat dipastikan, Istana lah yang bermain di kasus Petral

Ayo..ayo.. rekan2 jurnalis, tolong ditanyakan ke Istana bagaimana keputusan soal Petral

Ada Mafia yang Lebih Besar yang Ingin Rebut Bisnis Migas - Istana Negara http://jaringanantikorupsi.blogspot.com/2012/05/medianusantara-ada-mafia-yang-lebih.html

DAHLAN ISKAN akhirnya bicara PETRAL  http://jaringanantikorupsi.blogspot.com/2012/05/medianusantara-dahlan-iskan-akhirnya.html





__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar