Kasus-kasus Sandiaga Uno Part 2: Penipuan, Suap, & Korupsi
by @TrioMacan2000
Eing ing eng..kita kembali twitkan tentang kasus2 sandiaga uno, pengusaha muda terkemuka yang ternyata tak lebih dari seorang kriminal 2. Saat ini kasus hukum sandiaga uno mmg masih segelintir : Penipuan, pemalsuan surat, korupsi dan pencucian uang terkait saham Garuda 3. Namun sebenarnya Uno memiliki banyak kasus pidana lainnya yang seperti bom waktu yg akan meledak dimana - mana setiap saat. Skrg Uno bs sj KEBAL HUKUM krna kedekatannya dgn elit penguasa seperti Joko Suyanto, agung laksono, amir syamsudin, erwin sudjono dll, Skrg bisa saja Sandi Uno dgn beking penguasa berkelit dari jeratan hukum. Tp Gusti Allah Ora Sare. Dia Maha Tahu tapi Dia Menunggu.
Agar publik tahu ttg sepak terjang kejahatan Sandi Uno, sy akan uraikan satu persatu kejahatan Uno yg saat ini "dimandekan aparat", Kita akan mulai dari kasus korupsi Depo Pertamina Balaraja, lalu korupsi Duta Graha Indah sampai kasus2 pencucian uangnya di Garuda dst
Pada kasus Depo Pertamina Balaraja, Sandi uno terlibat pada 3 tindak pidana sekaligus : penipuan, pemalsuan dokumen dan korupsi, Penipuan yg dilakukan Uno pd kasus Depo Pertamina Balaraja dilakukannya thdp pemilik PT. Pandan Wangi Sekartadji yang dtipunya scra licik. Pemilik PWS Tri Harwanto dan Jhoni Hermanto melapokan penipuan oleh sandi uno ke polda metro jaya (LP/2078/VI/2011/PMJ/ditresktimsus), Mereka mengaku ditipu oleh sandiaga Uno melalui Perjanjian Jual Beli yang kemudian disusupi dgn supplement agreement palsu oleh Uno
Uno mmg terkenal jago dalam meraih untung besar dengan cara2 take over perusahaan. Modusnya dia beli perusahaan dgn uang muka kecil. Lalu berdasarkan perjanjian jual beli yg belum lunas itu dia cari pembiayaan via perbankan nasional atau asing atau jg pake uang haram. Modus seperti ini byk dilakukan Uno. Wajahnya yg ganteng dan santun, statusnya sbg pengusaha terkemuka, ibu dqn pamannya tokoh masy, Istrinya yang kaya raya, pendidikannya yang tinggi, pergaulannya yang luas dan citranya yg bagus, membuat Uno mudah dipercaya orang, Pdhl Uno itu adlh figur yg brengsek. Silahkan tanya istri atau org2 sekitarnya atau klrg Alm Willian Soeryajaya yg telah membesarkannya
Sandiaga Uno disekolahkan oleh klrg Suryajaya konglomerat pendiri Astra dan mantan pemilik bank summa. Ibunya Mien Uno konsultan disana, Karena kedekatan Mien Uno dan keluarga Suryajaya, Sandiaga Uno disekolahkan mereka. Jadi anak angkat klrga William Suryajaya, Tapi air susu dibalas air tuba. Sdh disekolahkan, dibesarkan, dibawa kepergaulan elit politik dan bisnis nasional, Sandi malah khianat . Edward anak tertua william juga tak habis fikir bgmn orang yg sudah dianggap sbg adik kandung sendiri malah menikam dari belakang. Pada kasus Korupsi Sandi Uno di Depo Pertamina Balaraja, aset tanah 20 ha yang merupakan milik Edward dialihkan Uno ke pertamina, Sandi Uno bahkan palsukan sertifikat tanah No. 31 milik Edward Soeryajaya dgn terbitkan sertifikat palsu No. 32. Kolusi dgn pejabat BPN. Tujuan Pemalsuan sertifikat tanah milik Edward itu adalah agar sandiaga uno bisa mencairkan klaimnya ke Pertamina sebesar US$ 12.8 juta. Entah kenapa (diduga keras Sandi Uno berkolusi dgn pejabat pertamina), klaim tersebut sempat cair 50% atau US$ 6.4 juta atau Rp. 58 M. Pelunasan klaim Uno oleh Pertamina tiba2 terhenti krna Edward sbg pemilik sah dan pemegang sertifikat asli ajukan protes ke Pertamina. Namun uang US$ 6.4 juta milik negara/pertamina itu sampai skrg tidak dikembalikan Uno ke negara. Polisi dan kejagung dia bungkam. Bahkan utk menutupi malu, sandiaga uno malah melaporkan balik kakak angkatnta Edward Suryajaya ke polisi. Polisi sempat periksa Edward tapi edwad dapat menunjukan sertifikat asli kpd penyidik. Kasus edward di SP3 kan. Tapi anehnya kasus pemalsuan sertifikat tanah 20 ha oleh Uno malah tidak diproses polisi. Kasus korupsinya pun menggantung di kejagung. Demikian juga dgn laporan penipuan Uno thdp pemilik PT PWS yg ditipunya. Hny uang muka yg dibayar, sisanya tdk dibayar Uno. Kasus penipuan Uno ini jg berhenti di kepolisian. Diduga keras sandiaga uno menyuap polis& kejaksaan agung agar kasus2nya dipetieskan
Disamping suap tentu saja Sandiaga Uno manfaatkan pengaruh pejabat2 tinggi yg jadi bekingnya. Pejabat2 tinggi itu diduga patner Uno. Sudah jadi rahasia umum bhw banyak perusahaan Uno yg jadi tempat pencucian uang haram triliunan hasil korupsi pejabat2 tinggi negeri ini. Sudah jadi rahasia umum juga sandiaga uno selalu aktif diberbagai organisasi berpengaruh agar bisa melindungi dia dari kasus2 hukum. Sandiaga uno yg juga ponakan tokoh pendidikan Arief Rahman tentu dgn mudah bisa masuk organisasi cendikiawan muslim ICMI dan sejenisnya. Apalagi dia dengan pesona dan citra palsunya berhasil jadi ketum HIMPI dan pengurus teras Kadin. Semua jd alat bagi sandiaga uno. Sandiaga Uno sangat jitu memanfaatkan segala2nya utk pencitraan dirinya. Ketika jd ketua HIPMI dia berikan janji bantuan ke UMKM2. Ternyata itu hanya janji2 busuk dan palsu belaka. Dia gunakan utk pencitraan diri tapi bantuan ke UMKM2 itu tdk pernah cair sama sekali
Uno juga ngotot mengejar posisi bendahara umum di Partai Demokrat, bai, sebelum atau setelah nazar terpilih. PD mau dijadikan bumpernya. Untunglah SBY dan Ahmad Mubarok sdh tahu persis kelakuan bejat sandiaga uno dan menolak niat busuk sandiaga uno jd bendum Demokrat. Kasus2 mega korupsi Nazar tidak terlepas dari peran sandiaga uno. Uno adalah mentor dan guru bisnis Nazar. Mereka berteman dan join. Itu sebabnya, proyek2 pemerintah yg dikuasai Nazar dgn total lebih 6 triliun itu sebagian besar dikerjakan oleh DGI, perusahaan Uno, Selain utk mengerjakan proyek2 yg diserahkan Nazar pd Uno, DGI juga menyiapkan semua kebutuhan uang suap kpd pejabat2 dan anggta DPR. Bahkan rencana pembangunan gedung DPR senilai 1.2 triliun yg akhirnya dibatalkan itu, jg adalah inisiatif Uno bersama2 nazar& pimp DPR. Tentu saja Uno rugi besar ketika proyek pembangunan gedung DPR dibatalkan. Dia sudah tebarkan suap puluhan milyar ke petinggi2 DPR
Keterlibatan Uno dlm megakorupsi bersama2 nazar ini jg mau dihilangkan. El idris yg juga paman Uno mau jd tumbal. Pasang badan demi Uno. Padahal otak dari semua megakorupsi Nazar itu yang sandiaga Uno. Nazar itu ga pinter2 amat. Malah bodoh sebenarnya. S1 nya aja ga jelas
Sandi Uno lah yg sebenarnya pny peran besar & sentral di blkg Nazar dan korupsi2 demokrat. Dia jg manfaatkan pengaruh Cikeas via nazar. Nazar dan kasus2 korupsinya berhasil dilokalisir tak sampai ke Uno. Sebagian diambilalih polisi dari KPK. Tp KPK msh pnya 1 senjata. KPK masih bisa jerat Uno dlm TPPU /money laundry utamanya di saham Garuda yg 300 milyar itu dimana sebagian besar adalah uang Uno. Uang 300 M yg ditanam di saham Garuda itu adalah sebagian kecil hasil korupsi nazar bersama uno. KPK sdh pny cukup bukti utk TSK kan Uno. Tapi tentu sandiaga uno tdk tinggal diam. Seperti kasus2 pidananya yg lain, dia akan cari cara agar KPK bisa ditundukan dan lokalisir. Uno akan berusaha sekuat mungkin agar hny Nazar yg terkena vonis penjara utk kasus money laundry ini. Dia sdh komit bantu nazar dr luar
Sementara itu elit2 penguasa yg jadi beking Uno siap bantu Uno habis2an utk tekan KPK. Abraham samad dan pimp KPK akan diintervensi. Intervensi pejabat2 tinggi ini ke KPK tentu juga bermaksud menyelamatkan diri pejabat2 itu sendiri. Jk Uno jd TSK & ditahan bisa bahaya. Sandiaga Uno bisa hancur pertahanannya dan bongkar semua siapa2 saja pejabat yg cuci uang melalui dia. Sel KPK bisa penuh hehehe
Tp konspiransi jahat lindungi Uno dan intervensi KPK ini hrs dilawan. Rakyat harus dukung. Angie, Petral akhirnya bisa kita dikalahkan. Cukup sekia dulu kultwit sandiaga Uno part II. Kultwit ini akan terus berlanjut dgn part2 berikutnya sampai sandiaga uno ditahan KPK
Terima kasih atas perhatian teman tuip. Mari kobarkan semangat kebangkitan Nasional dgn melawan koruptor bejat negeri ini. Merdeka !!
Edward Soeryadjaya: Sandi Itu Anak Saya
Edward Seky Soeryadjaya adalah orang yang spontan, blak-blakan. Tapi, ketika berbicara soal kasus penipuan dan penggelapan sertifikat tanah lokasi proyek Depot BBM Pertamina Balaraja, dia seperti ogah-ogahan. Putra tertua mendiang William Soeryadjaya, pendiri Grup Astra, itu seolah menyimpan unek-unek yang dalam seputar masalah ini. Rupanya, ujar Edward, ia kerap tak habis pikir jika perkara depot BBM ini bisa menjadi masalah besar. Apalagi, ia kemudian harus berurusan hukum dengan Sandiaga Uno, yang dulu menjadi orang kepercayaannnya sendiri. Berikut wawancara dengan Edward Soeryadjaya.
Nama Anda disebut-sebut dalam perkara pemalsuan dan penggelapan sertifikat tanah proyek Depot BBM Pertamina di Balaraja. Sebenarnya, apa yang terjadi?
Semua ini bermula dari lelang sebuah perusahaan bernama Van Der Horst Limited di Singapura, pada sekitar tahun 2000. Saya memenangkan lelang itu, melalui perusahaan saya L&M Group Investments Limited. Setelah menang lelang, saya mendapat budel asset Van Der Horst Limited. Nah, dalam budel itu, termasuk ada sertifikat tanah HGB nomor 031 yang berlokasi di Balaraja, Tangerang. Tanah itu adalah lokasi proyek Depot BBM Pertamina yang belum jadi dibangun. Belakangan saya tahu, sertifikat 031 ada pada budel Van Der Horst Limited karena PT Pandanwangi Sekartaji (PWS), yang menjadi mitra Pertamina dalam pembangunan depot itu, meminjam uang pembiayaan proyek ke Van Der Horst Limited. Dengan kata lain pada waktu itu, mereka menjaminkan sertifikat tersebut.
Belakangan, PWS meminta ganti rugi ke Pertamina karena proyek depot tadi tidak diteruskan pembangunannya oleh PWS. Dengan dilandasi putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), Pertamina akhirnya mau membayar ganti rugi pembatalan proyek, asalkan kelengkapan proyek termasuk surat-surat sesuai putusan BANI tersebut dan sertifikat HGB tanah diserahkan ke Pertamina. Ternyata, belakangan diketahui, PWS hanya menguasai sertifikat lain, yaitu sertifikat HGB nomor 032, yang merupakan sertifikat pengganti HGB nomor 31, yang dilaporkan hilang. Sertifikat itulah (HGB no. 32) yang akan diserahkan ke Pertamina. Saya mengetahui hal itu setelah dua kali membaca iklan Pengumuman Pertamina di koran Kompas, saya lupa tanggalnya, bulan Mei dan Juni 2009. Setelah membaca dan mengetahui hal itu bahwa sertifikat 032 tidak sah, maka saya menulis kepada Pertamina menjelaskan keberadaan sertifikat HGB nomor 031.
Kenapa ada sertifikat HGB nomor 032?
Tadinya saya tidak tahu. Saya baru tahu belakangan, setelah membaca iklan Pengumuman Pertamina di koran itu. Ternyata belakangan saya ketahui, ada sebuah perusahaan bernama PT Jakarta Depot Satelit (JDS), yang katanya akan menjadi kontraktor pembangunan Depot BBM di Balaraja, yang telah melapor ke polisi, yaitu Polsek di Tangerang, bahwa sertifikat HGB nomor 031 itu hilang. Yang melapor bernama Dino Sudrajat, direktur JDS saat itu. Atas laporan kehilangan tersebut, terbitlah sertifikat HGB nomor 032.
Kok bisa semudah itu?
Saya juga tidak tahu. Yang jelas, setelah saya menyatakan bahwa sertifikat 031 ada pada saya, mereka kelabakan. Setelah itu, Dino Sudrajat kembali melapor ke polisi, kali ini ke Polda Metro Jaya, mengadukan kalau saya mencuri sertifikat HGB nomor 31 itu. Tidak tahunya, polisi yang menerima laporan Dino kebetulan adalah polisi yang sama dengan yang dilaporinya soal kehilangan sertifikat HGB no. 31 itu beberapa tahun sebelumnya. Tentu saja polisi itu bingung. Lucunya, sewaktu ditanya sang polisi, Dino juga mengaku belum pernah melihat sertifikat HGB no. 31 itu, apalagi memegangnya. Tapi tetap saya diproses, sebagai terlapor. Akhrnya, kasus itu ditutup, SP-3, karena memang tidak pernah ada pencurian atau penggelapan atas sertifikat HGB 31 yang saya kuasai itu. Belakangan, Dino Sudrajat meninggal dunia.
Kenapa kemudian PWS dimiliki Sandiaga Uno dan Anda seolah berhadapan dengan Sandiaga?
Sandi (Sandiaga Uno, red) itu anak saya. Saya sungguh tidak nyaman jika dihadap-hadapkan dengan Sandi. Sandi itu pertama kali bekerja di tempat saya. Saya menyekolahkannya ke Amerika dan saya juga bahkan terlibat dalam pernikahannya. Dia anak yang cerdas. Bahkan, dia yang pertama kali tahu ada berkas sertifikat tanah (HGB nomor 31) dalam budel Van Der Horst Limited. Waktu itu, dia masih bekerja untuk saya dan Sandi saya serahkan menjadi penanggung jawab atas asset yang saya peroleh dari hasil lelang Van Der Horst Limited di Singapura. Kemudian belakangan, tepatnya ditahun 2006, Sandi melalui perusahaannya sendiri membeli PWS dari pemilik lamanya, Johnnie Hermanto. Tetapi walaupun sudah menerima pembayaran dari Pertamina sebesar USD 6,4 juta, Johnnie Hermanto belum dilunasinya, baru bayar 40%. Dalam kegiatan yang ini, menurut Sandi dilakukan tidak terkait dengan keluarga Soeryadjaya. Yang saya sayangkan, kenapa Sandi seolah gelap mata demi mendapatkan uang ganti rugi US$ 12,8 juta (sekitar Rp 110 miliar) dari Pertamina. Sayang sekali.
Gelap mata bagaimana?
Sandi saya yakin mengetahui, sertifikat HGB no. 031 itu ada pada saya. Pada tahun 2000, pemilik lama Van Der Horst Limited yang ternyata masih menguasai JDS, pernah menulis dan meminta sertifikat HGB no. 31 itu kepada kami. Sandi yang waktu itu masih bekerja untuk saya, yang menjawab surat tersebut dan menyatakan bahwa sertifikat HGB no. 031 bisa diberikan jika utang-utang pemilik lama Van der Horst Limited kepada kami diselesaikan. Jadi, dia tahu bahwa Sertifikat HGB 031 itu ada pada saya. Sayang sekali, kenapa selanjutnya dia harus memaksakan Sertifikat HGB no. 032 itu sebagai dasar untuk memperoleh ganti rugi ke Pertamina. Itu sertifikat yang tidak sah, bisa melanggar hukum nantinya.
Katanya, sertifikat HGB no. 031 tidak pernah bisa Anda perlihatkan?
Siapa bilang? Sertifikat itu ada. Sewaktu saya diproses di Polda dulu itu, saya tunjukan ke penyidik. Saya juga punya salinannya yang dilegalisasi oleh BPN (Badan Pertanahan Tangerang). Saya jamin, sertifikat 031 ada pada saya.
Anda tidak bernegosiasi dengan pihak Sandiaga?
Saya ini orang tua, masa saya tidak mau bicara baik-baik? Semua sudah dicoba dan akan terus dicoba agar semua pihak bisa memahami duduk perkara ini dengan benar dan mau berlaku proporsional. Disisi lain proses hukum sudah berjalan, itu juga harus kita hormati.
Kabarnya, Anda dikalahkan di MA dalam perkara ini?
Begini, soal gugatan atas sertifikat HGB no. 032 itu, saya menggugat BPN Tangerang di PTUN di Bandung agar BPN membatalkan keberadaan HGB no. 032. Di tengah perjalanan, muncul gugatan intervensi kepada saya dari JDS. Saat itu, di PTUN Bandung saya dimenangkan. Sertifikat HGB 031 dinyatakan sah dan berharga dan sertifikat HGB no. 032 dinyatakan cacat hukum.
Pihak JDS lalu mengajukan banding kepada Pengadilan Tinggi TUN di Jakarta. Putusannya, saya dinyatakan tidak memiliki legal standing (kedudukan) untuk berperkara dalam soal sertifikat ini. Saya lalu mengajukan kasasi, tapi ditolak. Jadi, putusan Pengadilan Tinggi TUN dan MA hanya menyatakan saya tidak punya legal standing (kedudukan) untuk menggugat. Soal pokok perkara, yaitu keaslian sertifikat HGB 031 seperti dinyatakan pengadilan TUN di Bandung -- tidak pernah diuji oleh PT TUN atau MA karena para pihaknya dianggap masih harus membuktikan legal standing-nya sebagai pihak. Selain itu tahun lalu, JDS juga menggugat saya ke PN Jakarta Pusat. Ternyata dalam perkara ini malahan, PN Jakarta Pusat dalam putusannya tetap menyatakan keberadaan sertifikat HGB no. 031 ditangan saya sebagai jaminan (atas adanya hutang piutang) adalah sah. Salah satu yang menjadi pertimbangan hukum majelis hakim saat itu adalah bahwa sertifikat tanah sebagai jaminan adalah dimungkinkan. Sedangkan gugatan JDS ditolak seluruhnya. [did]
by @TrioMacan2000
Eing ing eng..kita kembali twitkan tentang kasus2 sandiaga uno, pengusaha muda terkemuka yang ternyata tak lebih dari seorang kriminal 2. Saat ini kasus hukum sandiaga uno mmg masih segelintir : Penipuan, pemalsuan surat, korupsi dan pencucian uang terkait saham Garuda 3. Namun sebenarnya Uno memiliki banyak kasus pidana lainnya yang seperti bom waktu yg akan meledak dimana - mana setiap saat. Skrg Uno bs sj KEBAL HUKUM krna kedekatannya dgn elit penguasa seperti Joko Suyanto, agung laksono, amir syamsudin, erwin sudjono dll, Skrg bisa saja Sandi Uno dgn beking penguasa berkelit dari jeratan hukum. Tp Gusti Allah Ora Sare. Dia Maha Tahu tapi Dia Menunggu.
Agar publik tahu ttg sepak terjang kejahatan Sandi Uno, sy akan uraikan satu persatu kejahatan Uno yg saat ini "dimandekan aparat", Kita akan mulai dari kasus korupsi Depo Pertamina Balaraja, lalu korupsi Duta Graha Indah sampai kasus2 pencucian uangnya di Garuda dst
Pada kasus Depo Pertamina Balaraja, Sandi uno terlibat pada 3 tindak pidana sekaligus : penipuan, pemalsuan dokumen dan korupsi, Penipuan yg dilakukan Uno pd kasus Depo Pertamina Balaraja dilakukannya thdp pemilik PT. Pandan Wangi Sekartadji yang dtipunya scra licik. Pemilik PWS Tri Harwanto dan Jhoni Hermanto melapokan penipuan oleh sandi uno ke polda metro jaya (LP/2078/VI/2011/PMJ/ditresktimsus), Mereka mengaku ditipu oleh sandiaga Uno melalui Perjanjian Jual Beli yang kemudian disusupi dgn supplement agreement palsu oleh Uno
Uno mmg terkenal jago dalam meraih untung besar dengan cara2 take over perusahaan. Modusnya dia beli perusahaan dgn uang muka kecil. Lalu berdasarkan perjanjian jual beli yg belum lunas itu dia cari pembiayaan via perbankan nasional atau asing atau jg pake uang haram. Modus seperti ini byk dilakukan Uno. Wajahnya yg ganteng dan santun, statusnya sbg pengusaha terkemuka, ibu dqn pamannya tokoh masy, Istrinya yang kaya raya, pendidikannya yang tinggi, pergaulannya yang luas dan citranya yg bagus, membuat Uno mudah dipercaya orang, Pdhl Uno itu adlh figur yg brengsek. Silahkan tanya istri atau org2 sekitarnya atau klrg Alm Willian Soeryajaya yg telah membesarkannya
Sandiaga Uno disekolahkan oleh klrg Suryajaya konglomerat pendiri Astra dan mantan pemilik bank summa. Ibunya Mien Uno konsultan disana, Karena kedekatan Mien Uno dan keluarga Suryajaya, Sandiaga Uno disekolahkan mereka. Jadi anak angkat klrga William Suryajaya, Tapi air susu dibalas air tuba. Sdh disekolahkan, dibesarkan, dibawa kepergaulan elit politik dan bisnis nasional, Sandi malah khianat . Edward anak tertua william juga tak habis fikir bgmn orang yg sudah dianggap sbg adik kandung sendiri malah menikam dari belakang. Pada kasus Korupsi Sandi Uno di Depo Pertamina Balaraja, aset tanah 20 ha yang merupakan milik Edward dialihkan Uno ke pertamina, Sandi Uno bahkan palsukan sertifikat tanah No. 31 milik Edward Soeryajaya dgn terbitkan sertifikat palsu No. 32. Kolusi dgn pejabat BPN. Tujuan Pemalsuan sertifikat tanah milik Edward itu adalah agar sandiaga uno bisa mencairkan klaimnya ke Pertamina sebesar US$ 12.8 juta. Entah kenapa (diduga keras Sandi Uno berkolusi dgn pejabat pertamina), klaim tersebut sempat cair 50% atau US$ 6.4 juta atau Rp. 58 M. Pelunasan klaim Uno oleh Pertamina tiba2 terhenti krna Edward sbg pemilik sah dan pemegang sertifikat asli ajukan protes ke Pertamina. Namun uang US$ 6.4 juta milik negara/pertamina itu sampai skrg tidak dikembalikan Uno ke negara. Polisi dan kejagung dia bungkam. Bahkan utk menutupi malu, sandiaga uno malah melaporkan balik kakak angkatnta Edward Suryajaya ke polisi. Polisi sempat periksa Edward tapi edwad dapat menunjukan sertifikat asli kpd penyidik. Kasus edward di SP3 kan. Tapi anehnya kasus pemalsuan sertifikat tanah 20 ha oleh Uno malah tidak diproses polisi. Kasus korupsinya pun menggantung di kejagung. Demikian juga dgn laporan penipuan Uno thdp pemilik PT PWS yg ditipunya. Hny uang muka yg dibayar, sisanya tdk dibayar Uno. Kasus penipuan Uno ini jg berhenti di kepolisian. Diduga keras sandiaga uno menyuap polis& kejaksaan agung agar kasus2nya dipetieskan
Disamping suap tentu saja Sandiaga Uno manfaatkan pengaruh pejabat2 tinggi yg jadi bekingnya. Pejabat2 tinggi itu diduga patner Uno. Sudah jadi rahasia umum bhw banyak perusahaan Uno yg jadi tempat pencucian uang haram triliunan hasil korupsi pejabat2 tinggi negeri ini. Sudah jadi rahasia umum juga sandiaga uno selalu aktif diberbagai organisasi berpengaruh agar bisa melindungi dia dari kasus2 hukum. Sandiaga uno yg juga ponakan tokoh pendidikan Arief Rahman tentu dgn mudah bisa masuk organisasi cendikiawan muslim ICMI dan sejenisnya. Apalagi dia dengan pesona dan citra palsunya berhasil jadi ketum HIMPI dan pengurus teras Kadin. Semua jd alat bagi sandiaga uno. Sandiaga Uno sangat jitu memanfaatkan segala2nya utk pencitraan dirinya. Ketika jd ketua HIPMI dia berikan janji bantuan ke UMKM2. Ternyata itu hanya janji2 busuk dan palsu belaka. Dia gunakan utk pencitraan diri tapi bantuan ke UMKM2 itu tdk pernah cair sama sekali
Uno juga ngotot mengejar posisi bendahara umum di Partai Demokrat, bai, sebelum atau setelah nazar terpilih. PD mau dijadikan bumpernya. Untunglah SBY dan Ahmad Mubarok sdh tahu persis kelakuan bejat sandiaga uno dan menolak niat busuk sandiaga uno jd bendum Demokrat. Kasus2 mega korupsi Nazar tidak terlepas dari peran sandiaga uno. Uno adalah mentor dan guru bisnis Nazar. Mereka berteman dan join. Itu sebabnya, proyek2 pemerintah yg dikuasai Nazar dgn total lebih 6 triliun itu sebagian besar dikerjakan oleh DGI, perusahaan Uno, Selain utk mengerjakan proyek2 yg diserahkan Nazar pd Uno, DGI juga menyiapkan semua kebutuhan uang suap kpd pejabat2 dan anggta DPR. Bahkan rencana pembangunan gedung DPR senilai 1.2 triliun yg akhirnya dibatalkan itu, jg adalah inisiatif Uno bersama2 nazar& pimp DPR. Tentu saja Uno rugi besar ketika proyek pembangunan gedung DPR dibatalkan. Dia sudah tebarkan suap puluhan milyar ke petinggi2 DPR
Keterlibatan Uno dlm megakorupsi bersama2 nazar ini jg mau dihilangkan. El idris yg juga paman Uno mau jd tumbal. Pasang badan demi Uno. Padahal otak dari semua megakorupsi Nazar itu yang sandiaga Uno. Nazar itu ga pinter2 amat. Malah bodoh sebenarnya. S1 nya aja ga jelas
Sandi Uno lah yg sebenarnya pny peran besar & sentral di blkg Nazar dan korupsi2 demokrat. Dia jg manfaatkan pengaruh Cikeas via nazar. Nazar dan kasus2 korupsinya berhasil dilokalisir tak sampai ke Uno. Sebagian diambilalih polisi dari KPK. Tp KPK msh pnya 1 senjata. KPK masih bisa jerat Uno dlm TPPU /money laundry utamanya di saham Garuda yg 300 milyar itu dimana sebagian besar adalah uang Uno. Uang 300 M yg ditanam di saham Garuda itu adalah sebagian kecil hasil korupsi nazar bersama uno. KPK sdh pny cukup bukti utk TSK kan Uno. Tapi tentu sandiaga uno tdk tinggal diam. Seperti kasus2 pidananya yg lain, dia akan cari cara agar KPK bisa ditundukan dan lokalisir. Uno akan berusaha sekuat mungkin agar hny Nazar yg terkena vonis penjara utk kasus money laundry ini. Dia sdh komit bantu nazar dr luar
Sementara itu elit2 penguasa yg jadi beking Uno siap bantu Uno habis2an utk tekan KPK. Abraham samad dan pimp KPK akan diintervensi. Intervensi pejabat2 tinggi ini ke KPK tentu juga bermaksud menyelamatkan diri pejabat2 itu sendiri. Jk Uno jd TSK & ditahan bisa bahaya. Sandiaga Uno bisa hancur pertahanannya dan bongkar semua siapa2 saja pejabat yg cuci uang melalui dia. Sel KPK bisa penuh hehehe
Tp konspiransi jahat lindungi Uno dan intervensi KPK ini hrs dilawan. Rakyat harus dukung. Angie, Petral akhirnya bisa kita dikalahkan. Cukup sekia dulu kultwit sandiaga Uno part II. Kultwit ini akan terus berlanjut dgn part2 berikutnya sampai sandiaga uno ditahan KPK
Terima kasih atas perhatian teman tuip. Mari kobarkan semangat kebangkitan Nasional dgn melawan koruptor bejat negeri ini. Merdeka !!
Edward Seky Soeryadjaya adalah orang yang spontan, blak-blakan. Tapi, ketika berbicara soal kasus penipuan dan penggelapan sertifikat tanah lokasi proyek Depot BBM Pertamina Balaraja, dia seperti ogah-ogahan. Putra tertua mendiang William Soeryadjaya, pendiri Grup Astra, itu seolah menyimpan unek-unek yang dalam seputar masalah ini. Rupanya, ujar Edward, ia kerap tak habis pikir jika perkara depot BBM ini bisa menjadi masalah besar. Apalagi, ia kemudian harus berurusan hukum dengan Sandiaga Uno, yang dulu menjadi orang kepercayaannnya sendiri. Berikut wawancara dengan Edward Soeryadjaya.
Nama Anda disebut-sebut dalam perkara pemalsuan dan penggelapan sertifikat tanah proyek Depot BBM Pertamina di Balaraja. Sebenarnya, apa yang terjadi?
Semua ini bermula dari lelang sebuah perusahaan bernama Van Der Horst Limited di Singapura, pada sekitar tahun 2000. Saya memenangkan lelang itu, melalui perusahaan saya L&M Group Investments Limited. Setelah menang lelang, saya mendapat budel asset Van Der Horst Limited. Nah, dalam budel itu, termasuk ada sertifikat tanah HGB nomor 031 yang berlokasi di Balaraja, Tangerang. Tanah itu adalah lokasi proyek Depot BBM Pertamina yang belum jadi dibangun. Belakangan saya tahu, sertifikat 031 ada pada budel Van Der Horst Limited karena PT Pandanwangi Sekartaji (PWS), yang menjadi mitra Pertamina dalam pembangunan depot itu, meminjam uang pembiayaan proyek ke Van Der Horst Limited. Dengan kata lain pada waktu itu, mereka menjaminkan sertifikat tersebut.
Belakangan, PWS meminta ganti rugi ke Pertamina karena proyek depot tadi tidak diteruskan pembangunannya oleh PWS. Dengan dilandasi putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), Pertamina akhirnya mau membayar ganti rugi pembatalan proyek, asalkan kelengkapan proyek termasuk surat-surat sesuai putusan BANI tersebut dan sertifikat HGB tanah diserahkan ke Pertamina. Ternyata, belakangan diketahui, PWS hanya menguasai sertifikat lain, yaitu sertifikat HGB nomor 032, yang merupakan sertifikat pengganti HGB nomor 31, yang dilaporkan hilang. Sertifikat itulah (HGB no. 32) yang akan diserahkan ke Pertamina. Saya mengetahui hal itu setelah dua kali membaca iklan Pengumuman Pertamina di koran Kompas, saya lupa tanggalnya, bulan Mei dan Juni 2009. Setelah membaca dan mengetahui hal itu bahwa sertifikat 032 tidak sah, maka saya menulis kepada Pertamina menjelaskan keberadaan sertifikat HGB nomor 031.
Kenapa ada sertifikat HGB nomor 032?
Tadinya saya tidak tahu. Saya baru tahu belakangan, setelah membaca iklan Pengumuman Pertamina di koran itu. Ternyata belakangan saya ketahui, ada sebuah perusahaan bernama PT Jakarta Depot Satelit (JDS), yang katanya akan menjadi kontraktor pembangunan Depot BBM di Balaraja, yang telah melapor ke polisi, yaitu Polsek di Tangerang, bahwa sertifikat HGB nomor 031 itu hilang. Yang melapor bernama Dino Sudrajat, direktur JDS saat itu. Atas laporan kehilangan tersebut, terbitlah sertifikat HGB nomor 032.
Kok bisa semudah itu?
Saya juga tidak tahu. Yang jelas, setelah saya menyatakan bahwa sertifikat 031 ada pada saya, mereka kelabakan. Setelah itu, Dino Sudrajat kembali melapor ke polisi, kali ini ke Polda Metro Jaya, mengadukan kalau saya mencuri sertifikat HGB nomor 31 itu. Tidak tahunya, polisi yang menerima laporan Dino kebetulan adalah polisi yang sama dengan yang dilaporinya soal kehilangan sertifikat HGB no. 31 itu beberapa tahun sebelumnya. Tentu saja polisi itu bingung. Lucunya, sewaktu ditanya sang polisi, Dino juga mengaku belum pernah melihat sertifikat HGB no. 31 itu, apalagi memegangnya. Tapi tetap saya diproses, sebagai terlapor. Akhrnya, kasus itu ditutup, SP-3, karena memang tidak pernah ada pencurian atau penggelapan atas sertifikat HGB 31 yang saya kuasai itu. Belakangan, Dino Sudrajat meninggal dunia.
Kenapa kemudian PWS dimiliki Sandiaga Uno dan Anda seolah berhadapan dengan Sandiaga?
Sandi (Sandiaga Uno, red) itu anak saya. Saya sungguh tidak nyaman jika dihadap-hadapkan dengan Sandi. Sandi itu pertama kali bekerja di tempat saya. Saya menyekolahkannya ke Amerika dan saya juga bahkan terlibat dalam pernikahannya. Dia anak yang cerdas. Bahkan, dia yang pertama kali tahu ada berkas sertifikat tanah (HGB nomor 31) dalam budel Van Der Horst Limited. Waktu itu, dia masih bekerja untuk saya dan Sandi saya serahkan menjadi penanggung jawab atas asset yang saya peroleh dari hasil lelang Van Der Horst Limited di Singapura. Kemudian belakangan, tepatnya ditahun 2006, Sandi melalui perusahaannya sendiri membeli PWS dari pemilik lamanya, Johnnie Hermanto. Tetapi walaupun sudah menerima pembayaran dari Pertamina sebesar USD 6,4 juta, Johnnie Hermanto belum dilunasinya, baru bayar 40%. Dalam kegiatan yang ini, menurut Sandi dilakukan tidak terkait dengan keluarga Soeryadjaya. Yang saya sayangkan, kenapa Sandi seolah gelap mata demi mendapatkan uang ganti rugi US$ 12,8 juta (sekitar Rp 110 miliar) dari Pertamina. Sayang sekali.
Gelap mata bagaimana?
Sandi saya yakin mengetahui, sertifikat HGB no. 031 itu ada pada saya. Pada tahun 2000, pemilik lama Van Der Horst Limited yang ternyata masih menguasai JDS, pernah menulis dan meminta sertifikat HGB no. 31 itu kepada kami. Sandi yang waktu itu masih bekerja untuk saya, yang menjawab surat tersebut dan menyatakan bahwa sertifikat HGB no. 031 bisa diberikan jika utang-utang pemilik lama Van der Horst Limited kepada kami diselesaikan. Jadi, dia tahu bahwa Sertifikat HGB 031 itu ada pada saya. Sayang sekali, kenapa selanjutnya dia harus memaksakan Sertifikat HGB no. 032 itu sebagai dasar untuk memperoleh ganti rugi ke Pertamina. Itu sertifikat yang tidak sah, bisa melanggar hukum nantinya.
Katanya, sertifikat HGB no. 031 tidak pernah bisa Anda perlihatkan?
Siapa bilang? Sertifikat itu ada. Sewaktu saya diproses di Polda dulu itu, saya tunjukan ke penyidik. Saya juga punya salinannya yang dilegalisasi oleh BPN (Badan Pertanahan Tangerang). Saya jamin, sertifikat 031 ada pada saya.
Anda tidak bernegosiasi dengan pihak Sandiaga?
Saya ini orang tua, masa saya tidak mau bicara baik-baik? Semua sudah dicoba dan akan terus dicoba agar semua pihak bisa memahami duduk perkara ini dengan benar dan mau berlaku proporsional. Disisi lain proses hukum sudah berjalan, itu juga harus kita hormati.
Kabarnya, Anda dikalahkan di MA dalam perkara ini?
Begini, soal gugatan atas sertifikat HGB no. 032 itu, saya menggugat BPN Tangerang di PTUN di Bandung agar BPN membatalkan keberadaan HGB no. 032. Di tengah perjalanan, muncul gugatan intervensi kepada saya dari JDS. Saat itu, di PTUN Bandung saya dimenangkan. Sertifikat HGB 031 dinyatakan sah dan berharga dan sertifikat HGB no. 032 dinyatakan cacat hukum.
Pihak JDS lalu mengajukan banding kepada Pengadilan Tinggi TUN di Jakarta. Putusannya, saya dinyatakan tidak memiliki legal standing (kedudukan) untuk berperkara dalam soal sertifikat ini. Saya lalu mengajukan kasasi, tapi ditolak. Jadi, putusan Pengadilan Tinggi TUN dan MA hanya menyatakan saya tidak punya legal standing (kedudukan) untuk menggugat. Soal pokok perkara, yaitu keaslian sertifikat HGB 031 seperti dinyatakan pengadilan TUN di Bandung -- tidak pernah diuji oleh PT TUN atau MA karena para pihaknya dianggap masih harus membuktikan legal standing-nya sebagai pihak. Selain itu tahun lalu, JDS juga menggugat saya ke PN Jakarta Pusat. Ternyata dalam perkara ini malahan, PN Jakarta Pusat dalam putusannya tetap menyatakan keberadaan sertifikat HGB no. 031 ditangan saya sebagai jaminan (atas adanya hutang piutang) adalah sah. Salah satu yang menjadi pertimbangan hukum majelis hakim saat itu adalah bahwa sertifikat tanah sebagai jaminan adalah dimungkinkan. Sedangkan gugatan JDS ditolak seluruhnya. [did]
__._,_.___
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar