KEBOHONGAN PUBLIK DEPUTI OPERASIONAL BP Migas Rubiandini terkait harga ICP dan WTI
Kemaren saya semalaman diskusi soal penetapan harga minyak Indonesia (ICP) dengan teman ahli minyak dari Spore.
Dari diskusi panjang tersebut didapat kesimpulan awal ttg "keanehan" perhitungan ICP, subsidi, deficit & harga impor crude & minyak produk. Sejak diinformasikan oleh teman tuips @yayanmu tentang dasar2 penetapan harga minyak RI (ICP), saya sgt penasaran knp ICP lbh tinggi dari WTI, Kenapa penetapa ICP penting? Karena ICP selalu disebut2 pemerintah sbg dasar penetapan subsidi BBM, dan sering dikaitkan dgn harga impor BBM
Dan saya juga temui adanya KEBOHONGAN PUBLIK yg disampaikan deputi operasional BP Migas Rubiandini terkait harga ICP dan WTI, saya tanyakan kpd temanyg ahli minyak dari singapore td malam ttg pernyataan BP Migas bhw ICP selalu lebih tinggi US$ 10-15 dibanding Brent
Teman ahli minyak itu tertawa terbahak2. Sejak kapan ICP lbh tinggi drp Brent US$ 10-15? Gila pemerintah kalian ! Lalu dia sodorkan data2. Dari data yg dia sodorkan, saya melihat ada "keanehan luar biasa" pada penetapan ICP oleh Pemerintah. Ada kebohongan public
Dari data yg diberikan teman saya itu, selama kurun waktu 5 thn (2005-2010) terlihat bhw ICP hampir selalu lebih rendah drpd minyak WTI. Apalagi jika ICP dibandingkan dgn harga minyak Brent (kualitas terbaik). jauh selisihnya. Sangat ajaib jika ICP lbh mahal dibandingkan Brent
Dari data harga minyak dunia itu, saya melihat bhw hanya 1-2 kali dlm setiap tahun, ICP lbh mahal dibandingan WTI. Itu pun hanya sekitar US$ 1, Selebihnya atau 95% harga rata2 minyak WTI lebih tinggi dibandingkan dengan harga minyk mentah indonesia (ICP). apalagi dibandingkan Brent
Ada beberapa fakta yg terungkap. Tidak semua minyak mentah RI bisa diolah di kilang dalam negeri. Beda desain kilangnya Sebagian besar kilang minyak RI didesain hanya bisa oleh minyak mentah kuakitas bagus seperti WTI, minyak Timur tengah, afrika utara dst, Sebab itu, sebagian minyak yg kita hasilkan, tdk bisa diolah oleh kilang RI. Terpaksa harus diekspor / dijual ke luar negeri.
Utk mengolah minyak mentah menjadi minyak produk (bensin, solar, minyak tanah dst), RI impor minyak kualitas sejenis WTI/middle east.
Sebagian lagi dipenuhi dengan mengimpor langsung minyak produk dari luar negeri. Nah, masalahnya harga impor minyak RI dinilai terlalu mahal. Sekarang kita kuliti satu demi satu kebohongan pemerintah dalam penetapan ICP, subsidi BBM dan harga impor minyak mentah/produk RI. Harga ICP adalah penetapan harga beli minyak mentah pemerintah dari Pertamina dan kontraktor migas. BUKAN harga beli pemrintah dari impor, Artinya pemerintah TIDAK BISA sepenuhnya menggunakan ICP sbg dasar penetapan subisidi BBM dlm APBN. Krn hny utk sebagian kecil kebutuhan RI
Minyak mentah yg dihasilkan RI, hny sebagian kecil yg diolah dan dikonsumsi oleh rakyat RI. Sebagian besar kebutuhan minyak RI adalah impor, Sesuai catatan Petral 2011. RI impor 266 juta barrel. Terdiri dari 66 juta minyak mentah dan 200 juta minyak produk, 266 juta barrel yg diimpor RI melalui Petral itu setara dengan 42 juta kilo liter. Sedangkan kebutuhan BBM RI thn 2011 tdk sampai 50 juta KL, Nah, logika sederhananya adalah : seharusnya dasar penetapan subsidi BBM = harga impor + biaya pengolahan + biaya distrubusi + margin
Harga impor BBM yg dijadikan dasar perhitungan seharusnya harga impor BBM yg sebenarnya. Bukan yg sdh "dimark up gila2an" oleh Petral. Harga impor Petral 2011 : Crude US$ 104, Diesel oil US$ 123 dan Gasoline US$ 118. padahal harga WTI saja hny US$ 87 / barrel
Data yg ada : harga WTI 2005-2010 rata2 lebih tinggi dibandingkan ICP. RI impor kualitas sekelas WTI utk minyak mentahnya. Lalu kenapa, ketika WTI hny seharga US$ 87 / barrel, RI impor 66 juta barrel minyak mentah dgn harga US$ 104/ barrel ?
Lalu, skrg kita tinjau sekilas ttg minyak produk yg diimpor 200 juta barrel thn 2011. Harga impornya US$ 118 dan US$ 123. Ini aneh, Kenapa aneh? Karena biaya produksi dari minyak mentah menjadi minyak produk tidaklah terlalu besar. Di AS sekitar US$ 1,62 – 2.50/barrel. Lalu bagaimana dgn biaya produksi di RI? Mari kita lihat data2 selanjutnya
Sesuai dokumen, utk kilang balikpapan biaya produksi dari minyak mentah menjadi premium adalah US$ 6,09/ barel. Kilang Balongan US$ 5.5. Dengan biaya produksi rata2 hny US$ 6, logikanya harga minyak produk impor RI 2011 = US$ 87 + 6 + margin produsen. Asumsikan margin = US$ 5
Jika diasumsikan margin produsen/kilang luar negeri US$ 5 /barrel, harusnya harga beli minyak produk Petral maks = 87+6+5 = US$ 99, Lalu kenapa harga beli minyak produk Petral bisa rata2 US$ 118 / barel? Dimana salahnya? Selisih sekitar US$ 20/ barel.
Apakah ada pengaruh harga minyak RI terhadap harga BBM dan subsidi BBM dalam negeri? Ada, tetapi kecil. Krn sebagian besar kita impor. Faktor yg paling berpengaruh terhadap harga pasar BBM dan subsidi BBM di RI adalah : HARGA BELI IMPOR MINYAK OLEH PETRAL ! Bukan ICP !!
WTI itu lebih bagus dari minyak RI. WTI itu fraksi ringan. Sedangkan Minyak RI campuran ringan dan berat. Logikanya harga ICP lbh rendah, Lalu kenapa ICP selalu ditetapkan tinggi? Apakah ada kaitannya dengan mark up harga beli minyak impor oleh Petral?
Lalu kenapa ICP selalu ditetapkan tinggi? Apakah ada kaitannya dengan mark up harga beli minyak impor oleh Petral?, Pemerintah tdk boleh gunakan ICP sbg asumsi dasar penetapan subsidi BBM. Karena minyak kita sebagian besar adalah Impor. Tak terkait dgn ICP Hanya 25% kontribusi pengaruh ICP terhadap harga BBM di RI. Kita impor > 75% kebutuhan minyak dalam negeri
Lalu kenapa pemerintah tetapkan ICP tinggi? Siapa yg untung? Yg untung adalah kontraktor2 migas. Karena RI beli harga mereka dgn ICP
Minyak yg kita hasilkan sebagian adalah jatah milik kontraktor2 minyak. Semakin tinggi ICP mereka semakin untung. Pertamina beli minyak mentah yg merupakan jatah pemerintah dari hasil produksi kontraktor minyak dgn harga ICP. Seolah2 pemerintah untung, Pemerintah seolah2 untung karena minyak pemerintah dibeli dgn harga tinggi (ICP) oleh Pertamina. Padahal kenyataannya pemerintah rugi besar
Kenapa Pemerintah rugi? Karena pemrintah juga beli/bayar pembelian minyak impor (crude/produk) dgn harga yg ditetapkan Pertamina/petral, Contoh sederhananya : Pemerintah jual 3 unit ke Pertamina dgn hrg 100. Tapi pemerintah dipaksa beli dari pertamina 7 unit dgn harga 150
Apakah pemrintah rugi? betul ! Karena beli barang yg hampir sejenis dgn harga yg jauh lebih mahal. Pemerintah dikadali. Semakin mahal ICP, semakin kuat "legitimasi" pertamina/petral jual harga minyak impor dgn harga yg lebih mahal kepada pemerintah. Karena harga beli minyak pemerintah ke Pertamina/Petral mahal, akibatnya pemerintah harus bayar 275 triliun kepada mereka pada thn 2011.
Karena harga beli Pemrintah mahal, maka subsidi pun menjadi makin besar. APBN jebol, dana pembangunan berkurang, utang LN nambah utk tutupi
Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena 1. Kesalahan perumusan penetapan harga minyak indonesia (ICP). 2. mark up harga impor oleh Petral
Apa sebenarnya ICP itu? ICP adalah harga minyak mentah Indonesia yang digunakan sebagai basis harga minyak mentah dalam APBN
Bgmn perumusan ICP itu ? Harga rata2 minyak mentah Indonesia di pasar internasional yg dijadikan indikator bagi hasil dgn kontraktor minyak
Kapan ICP ditetapkan? Setiap bulan dan dievaluasi setiap semester. Ada 50 jenis ICP yang dibagi dlm 3 kelompok
Apakah harga minyak internasional yg diimpor oleh Petral/ RI tergantung dgn penetapan ICP? Jawabnya : Jelas TIDAK
Jika harga minyak intenasional yg diimpor oleh RI TIDAK TERKAIT dgn ICP, kenapa pemerintah gunakan ICP sbg basis harga dan subsidi BBM ???
Lalu, apakah bisa kita (RI) impor minyak dengan harga murah sehingga harga dan subsidi BBM dapat ditekan? Jawabnya : SANGAT BISA
Lalu, apakah kita bisa olah di dalam negeri semua minyak mentah kita menjadi minyak produk ? Jawabnya TIDAK ! Kenapa? Kilang kita tdk cocok
Kilang2 minyak kita sebagian besar tidak bisa olah minyak mentah RI menjadi minyak produk. Kenapa? Krn mayoritas kilang kita didesain beda
Kenapa didesain berbeda? Karena sejak dulu sebagian besar minyak kita diekspor. Utk tutupi kebutuhan dlm negeri, RI impor minyak.
Sbgn besar impor minyak RI adalah minyak fraksi ringan (light sweet) eks timur tengah atau afrika utara. Kilang2 didesain utk olah itu, Karena kapsitas kilang terbatas dan kebutuhan terus meningkat, RI impor minyak produk (gasoline, solar dst) 200 juta barrel (31.8 juta KL) Itu artinya lebih 60% kebutuhan BBM (produk) yg kita impor dan sekitar 10% minyak mentah juga diimpor. Artinya, tergantung hrg dunia
Lalu, bagimana cara agar harga dan subsidi BBM di Indonesia lebih murah? Ya hanya dgn cara beli BBM impor dgn harga murah juga. Jadi kalau ada menteri atau pejabat2 yg bilang subsidi BBM semakin tinggi karena ICP tinggi, itu sama dengan PEMBODOHAN/PENIPUAN PUBLIK
Lalu, Jika pemerintah menetapkan ICP tinggi, itu sama dengan PERAMPOKAN UANG RAKYAT ! Hny untungkan kontraktor minyak dan pertamina. Silahkan teman2 cek harga rata2 minyak dunia. Selalu jauh lebih rendah dibandingkan harga beli minyak impor oleh petral/pertamina
Nah, belum lagi minyak produk seperti gasoline yg diimpor itu selalu dicampur/blending dgn minyak RI yg bermutu (oktan) rendah. Seperti keheranan alm wamen Widjojono, RI impor gasoline mutu tinggi (pertamax plus) kok sampai di Indonesia yg banyak premium??
Jika harga minyak produk (gasoline) impor RI sekitar US$ 100/ barel, maka harga pertamax super hny Rp. 5.660 + biaya distrubusi + margin SPBU
Berapa biaya distrubsi BBM kita? Data pertamina adalah Rp. 154/liter. Berapa margin SBPU? Anggap saja 5%.
Maka harga BBM jenis pertamax terbaik adalah : Rp. 5660 + 154 + (5660 x 5%) = Rp. 6.097 atau dibulatkan Rp. 6.100 /liter. Itu jenis pertamax
Tapi, karena harga beli minyak impor kita dimark up gila2an oleh Petral/Pertamina, akibatnya harga BBM kita jadi sangat mahal.
Berapa harga utk premium? Seharusnya jauh lebih murah. Karena kualitas premium lebih rendah dibandingkan Pertamax. subsidi Hrsnya lbh kecil. Jadi, pemerintah kita punya 3 kesalahan besar : ICP dijadikan dasar subsidi, ICP dijadikan dasar harga BBM, subsidi salah sasaran
Uang Subsidi BBM yg 257 triliun itu dinikmati oleh : mafia minyak Petral, mafia minyak BBM /Penyelundup dan orang2 kaya. Jumlah 257 triliun yg habis utk subsidi salah sasaran itu, jauh lebih besar dibandingkan dana utk pembangunan. Utk rakyat.
Solusinya adalah : RI harus mampu beli minyak Impor dgn harga wajar, ICP ditata kembali, harga BBM dinaikan. SBY harus BERANI !!. Jika SBY jadi presiden pengecut, maka yg pesta pora adalah : Pertamina, Petral, kontraktor migas, penyelundup, mafia BBM dan oknum aparat. Publik harus ingat, ada 14,2 juta kiloliter BBM bersubsidi yg digelapkan oleh mafia BBM pada tahun 2011. Negara rugi 56 triliun !
Apakah ada solusi lain? Ada tapi dalam jangka panjang : RI harus beli ladang2 minyak di luar negeri. Termasuk di Timor Leste, Khusus utk kerjasama minyak di Timor Leste, SBY harus hindari kerjasama dgn PTT Thailand. Perusaah minyak Thailand yg sdh beroprasi disana
Kenapa dgn PTT Thailand? Perusahaan itu diduga keras telah menjadi kolaborator Petral selama ini dalam "mark up" harga minyak impor RI. Hnya dengan membeli ladang2 minyak di luar negeri, RI bisa terlepas dari ketergantungan sgt besar terhadap harga minyak dunia
Tahun 2022 sumur2 minyak di RI kering. Habis. Sementara kebutuhan BBM terus naik bahkan jadi 2 kali lipat di thn 2020 atau lebih 100 juta KL jika tdk dilakukan antisipasi dari skrg, thn 2020 nanti, uang pajak rakyat hny habis utk beli BBM impor. RI terpuruk. Ketahanan enegri hancur
Oh lupa, tanki stock minyak kita jg sangat terbatas kapasitasnya, kapasitas maksimal hny 24 hari. Itupun bnyk yg rusak. Peninggalan belanda, Kapasitas tanki storage BBM kita idealnya harus 60 hari. Skrg, krna banyak yg rusak, hanya sekitar 18-20 hari. Sangat rawan dan merugikan, Sangat merugikan karena RI tidak bisa menimbun minyak impor ketika harganya murah. Akibatnya RI selalu beli minyak dlm "waktu mepet"
Para mafia2 minyak & budak2nya yg skrg menjadi pejabat2 tinggi di pemerintahan dan pertamina selalu gagalkan usaha pembangunan strorage. Tanpa ada kapasitas tanki storage utk simpan BBM, RI akan menjadi bulan2an para mafia minyak DN dan LN. Selalu muncul keadaan "darurat"
Belum lagi ulah mafia minyak dan petral yg suka mencampur minyak kualitas tinggi yg dgn minyak kualitas rendah/murah.. Skrg tidak ada investor yg mau bangun kilang minyak yg sesuai dgn minyak mentah RI krna stok/cad minyaknya akan habis
Untuk bangun kilang minyak kan hrs ada jaminan pasokan minyak mentah jangka panjang. Jika tdk ada minyak mentahnya maka kilang nganggur
Sumber: TrioMacan2000
__._,_.___
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar