BURUKNYA PELAYANAN RUMAH SAKIT DI INDONESIA BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI SAYA
Saya akan kultwitkan kembali ttg buruknya pelayanan Rumah Sakit di Indonesia. Kali ini lebih detail & berdasarkan pengalaman pribadi saya
Ibu saya punya penyakit gula (DM) yg sdh cukup lama. Namun selama ini dapat terkontrol dan jalankan kehidupan normal sehari-hari. Jika kesehatan Ibu saya terganggu, dia berobat dgn dokter spesialis dan jika agak berat maka akan dibawa berobat ke RS Adventis Penang. Sehubungan dgn rencana Umroh, Bapak dan Ibu saya pindah ke rumah saya agar ketika umroh, ada orang yg bisa jaga ibu saya sehari2.
Pada tgl 21 Juni kondisi Ibu saya sedikit menurun dan saya bawa beliau berobat ke RS Medistra. Disana disuruh rawat inap. Kondisi membaik. Tgl. 22 Juni pagi tiba2 Ibu saya memburuk dan harus dibawa ke ICU. Menurut dokter Budi Setiawan, kalium ibu sya tinggi 6.7 dan hrs di CVC. Pd dr. Budi saya tanyakan apakah ibu saya bisa distabilkan setidaknya selama 3 jam krna saya mau bawa ke RS adventis. Budi jwb mudah2an. Pd dr. Budi saya jg tanyakan apa penyebab memburuknya kesehatan Ibu saya scra tiba2. Dia katakan ada infeksi di paru2nya. Infeksi paru2 tsb sdh ditangani. Yg jd masalah adalah menurunnya fungsi ginjal. Sy lalu minta tindakan2 medis yg sebelumnya dilakukan.
Permintaan sy thdp tindakan medis dokter didasari kecurigaan sy adanya kesalahan dokter yg jd penyebab memburuknya kesehatan Ibu sy. Tapi pihak RS Medistra tdk berikan copy record tindakan medis pra-ICU ibu saya. Alasannya dokter yg tangani belum datang. Keesokan harinya saya diminta untuk tambah uang jaminan 45 juta utk tindakan HD. Sy lalu tanya ke dokter budi kenapa dilakukan HD? . Dokter budi bilang kalium pasien tdk jg turun di bawah 5. Masih 6.2. Dan dokter ahli ginjal sarankan utk HD. Saya minta laporan medisnya. RS Medistra tidak juga bisa berika.n semua record tidakan medis yg telah dilakukan kpd pasien. Mereka hny berikan hasil lab yg 11 kali.
Melihat pelayanan yg tidak benar ini sy lalu pindahkan pasien ke RS lain. Di RS baru, kondisi Ibu sy beransur pulih. Kalium turun 4.7. Dokter yg merawat pasien adalah dr. Marhum bonar. Menurut dia hny kadar albumin ibu sy masih 2 dan harus ditingkatkan jd diatas 3. Setelah kunjungan pertama dr. Bonar itu, tidak ada sama sekali dokter yg datang visit ibu saya. Pdhl tercantum 3 dokter spesialis. Setelah 5 hari di ICU, baru sekali ada dokter paru yg datang. Menurutnya paru ibu sy tdk terlalu parah. Hny fungsi Ginjalnya yg menurun. Selama 4 hari saya mencari dr. Bonar Marhum yg menjadi dokter utama tp tdk pernah ketemu. Pihak RS tdk mau kasih nomor telponnya. Setelah marah2 kepada majamen RS barulah saya dijanjikan utk ketemu dgn 3 dokter tsb pada hari ini jam 10 pagi. Tenyata bohong. Sblmnya pihak RS juga berjanji kirim sms ke saya no hp ketiga dokter tsb. Juga ternyata bohong. Alasannya RS tdk berani jk blm izin. Sebelumnya lagi, kakak saya pernah diminta tanda tangan oleh pihak RS yg menerangkan bhw 3 dokter tsb sdh pernah datang. Kakak sy tolak. Setelah didesak2, baru pihak RS menginfokan bhw Dr. marhum bonar sdg berada di Balikpapan utk acara seminar. Sya marah besar. Bgmn mungkin pasien kritis di ICU dibiarkan tanpa kehadiran dokter yg seharusnya merawatnya dan hny diserahkan pd dokter jaga ICU.
Ketika saya tanya apa dasar tindakan medis pd pasien, petugas ICU jawab berdasarkan arahan dokter by phone !! Gila ga ??? . Saya paksa RS telp dokter Marhum Bonar dan bicara sama saya. Setelah tersambung, sy tanyakan knp dokter Bonar tinggalkan pasiennya? . Dr. Bonar jawab, dia masih menunggu perkembangan infeksi paru2 pasien. Sy jawab, anda bohong ! Dr. paru bilang masalahnya adalah ginjal. Dr. Bonar gelagapan. Dia janji datang segera. Sy bilang skrg juga. Dia ga bisa dan janjikan besok hari. itulah potret dokter dan RS kita.
Belum pernah dalam sejarah hidup saya dan mungkin teman2 tuips semua yg bisa mendapatkan pelayanan dokter yg benar dan beradab. Maksudnya, sebuah tim dokter lgkp bersedia luangkan waktu bersama2 keluarga pasien utk berdiskusi ttg kondisi pasien &rencana tindakan. Bahkan tim dokter tidak pernah datang scra bersamaan dan bahas intensif kondisi pasien. Hny datang sebentar dan hilang kyk hantu. Bahkan RS berani2nya mau menipu keluarga pasien dgn minta tanda tangan bhw 3 dokter pernah datang pdhl bohong. Itulah kualitas RS kita. Dokter2 kita seolah2 luar biasa sibuk. Keluarga pasien yg 24 jam ada di RS sangat sulit ketemu dokter utk konsultasi atau informasi. Terus terang saya merasa sangat menyesal ketika awalnya kondisi ibu yg tdk begitu parah terlanjur saya bawa ke RS Medistra.
Bukannya pasien makin sehat tp semakin sakit setelah mendapatkan tindakan medis di RS Medistra. Shrsnya lgsg saya bw ke Penang, malaysia. Sekilas saya berikan gambaran bgmn pelayanan RS2 di Malaysia. Kita bisa konsultasi awal by phone. Bahkan langsung dgn dokternya. Pd saat rencana berobat ke RS di Penang tsb, sy lgsg bicara dgn petugas yg profesional. Hny 5 menit dia sdh tahu sy klrg pasien yg mana. Bahkan dia bisa langsung operkan pesawat telp ke dokter Lim (internist) yg pernah tangani ibu saya. Pada saat itu jg mereka kasih advis. Pihak RS di Penang langsung mengatakan sebuah tim dokter sudah siap dan menunggu kabar kapan pasien tiba di Penang. Lalu bgmn dgn pelayanannya? Pengalaman saya 2 thn lalu, kami dijemput ke bandara. Smapai disana, pasien lngsg ditangani tim dokter. Setelah diperiksa intensif, tim dokter lalu temui keluarga pasien dan ajak diskusi sampai keluarga pasien terpuaskan. Ga ada yg buru2.
Dua tahun yg lalu, ibu sy dirawat ICU 2 hari dan 3 hari di rawat inap. Sehat. Berapa biayanya. Total RS, pesawat & hotel Rp. 30 juta. Oh ya hotel tempat pasien menginap berada persis di depan RS. Semua disiapkan oleh pihak RS. Kita tinggal datang dan pulang. Efisien. Bgmn dgn RS di Jakarta? Nauzubillah minzalik. Sudah mahalnya luar biasa, pelayanannya sangat jelek. Tak ada profesionalitas& kemanusiaan. Tak heran jika pelayanan RS di Indonesia terburuk di asia bahkan dibawah bangladesh. Silahkan cek di media2 temasuk google. Parah ! . Lalu dimana salahnya RS kita? Yang jelas RS dan dokter2 kita menutup diri dan enggan berkomunikasi dgn keluarga pasien. Belagu ??
Yang jelas, RS dan sbgn dokter2 kita seolah2 tidak punya perasaan dan tanggungjawab moral terhadap pasiennya. Sesuka hati. Sepele. Bgmn moral dan etika dokter yg seenaknya tinggalkan pasien yg kritis hny utk acara seminar? Setelah itu berbohong lagi !!
Cukup sekian dulu…kultwit ini akan terus saya lanjutkan nanti agar publik tahu bgmn kualitas RS di indonesia. Terima kasih.
By: TrioMacan2000
__._,_.___
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar