Sabtu, 16 Juni 2012

Hanya Sensasi: Psikolog Sesalkan Buku SD Berbau Pornografi Yang Diwajibkan Untuk Pengadaan Buku Perpustakaan SD di Banyuwangi

Sebaiknya berita dari harian Media Indonesia ini tidak menjadi pertimbangan bagi Bupati, Kepala Dinas pendidikan dan pejabat di Banyuwangi. Karena koran itu kan koran Jakarta, jadi tidak memahami karakter masyarakat Banyuwangi dan permasalahan yang sebenarnya. Dan sebagai bekas koran besar, yang sekarang tidak sebesar dulu, mungkin berita berkaitan buku berbau pornografi hanya cari sensasi, agar dapat meraih oplah lagi.

Maka sangat perlu didukung langkah Bupati, Kepala Dinas Pendidikan dan para pejabat di Banyuwangi, yang dengan tegas meneruskan proses pengadaan buku perpustakaan untuk Sekolah2 Dasar di Banyuwangi tersebut, dan tidak menghiraukan pemberitaan media massa yang tidak tahu karakter dan kebutuhan masyarakat Banyuwangi.

Karena mungkin wartawan yang memuat berita itu menulis berita, tanpa pendalaman yang tuntas. Juga menyesalkan tanggapan psikolog yang juga pengajar dari Universitas Airlangga Surabaya, yang  langsung berkomentar ketika ditanya wartawan. Mungkin saja psikolog dan dosen yang belum terkenal, lalu cari sensasi juga, agar terkenal. Padahal sebaiknya bagi mereka yang ada diluar Banyuwangi, sebaiknya tidak ikut campur kebijakan yang diambil oleh pemerintah kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ini.

Komite Peduli Pendidikan
_______________________________________________
Thu, 6/12/12Simpati wrote:
http://www.mediaindonesia.com/read/2012/06/06/325228/293/14/_Psikolog_Sesalkan_Buku_SD_Berbau_Pornografi
Psikolog Sesalkan Buku SD Berbau Pornografi Yang Diwajibkan Di Banyuwangi

MICOM:
Isi empat buku yang berpotensi masuk sekolah di Jawa Timur dianggap tidak pantas untuk dikonsumsi sebagai bacaan anak oleh kalangan psikolog.

Pasalnya, buku fiksi tersebut dapat mendorong anak dalam perkembangan imajinasinya dengan mencobanya.

"Ini buku fiksi dan jika dibaca anak sekolah yang tengah mengembangkan imajinasinya, akan mendorong rasa ingin tahu anak yang berkembang liar. Akhirnya mereka mencobanya," tandas Nur Ainy Fardana MSi, Psikolog asal Unair Surabaya kepada Media Indonesia, Sabtu (9/6).

Menurut kandidat doktor psikologi tersebut, buku fiksi yang menyampaikan pesan moral, tidak harus menyampaikan dalam kalimat yang vulgar tentang seks.

Sebab, bukan pengetahuan ilmiah yang didapatkan, tapi justru rasa ingin tahu yang ditafsirkan macam-macam oleh anak.

Pendidikan untuk anak adalah pembangunan karakter. informasi proporsional dan seimbang. Padahal pengetahuan yang masuk ke pemikiran anak membentuk keyakinan dan memunculkan minat yang berlanjut pada peri laku anak.

"Untuk siswa SMA saja tidak boleh dibaca sembarangan, harus didampingi orang tua. Kalimatnya yang vulgar, tidak bisa ditelan mentah-mentah dan harus diolah. Sebab, kalau ditelan mentah-mentah, remaja akan menafsirkan itu hal yang lumrah, untuk membicarakan sekaligus melakukannya,? imbuhnya.

Seperti diberitakan, empat buku berbau pornografi akan masuk ke sekolah-sekolah di Jawa Timur. Dalam buku-buku tersebut terdapat dialog tentang hubungan intim yang diperankan para tokoh.

Yang memprihatinkan, buku yang berbau porno tersebut justru diwajibkan oleh dinas pendidikan di daerah, seperti di Banyuwangi dalam sebuah tender lelang proyek. (OL-11)
_____________________________________________________________________
http://radiogayafm.blogspot.com/2012/06/buku2-porno-siap-dibagikan-untuk_06.html
Buku2 Porno Siap Dibagikan ke Perpustakaan Sekolah2 SD di Banyuwangi, Jawa Timur

Jika kita mencermati, tampaknya ada upaya sistematis untuk mengedarkan buku2 yang diduga bernuansa pornografi di sekolah2 SD di berbagai daerah. yang memprihatinkan, penyebaran buku porno ini bukan dibiayai oleh orang2 yang patut diduga ingin menghancurkan moral bangsa ini. Tapi pembelian buku2 porno ini dibiayai oleh uang negara, yakni dari APBN.
jadi si pelaku selain sukses merusak moral bangsa, juga mendapat keuntungan yang besar dari upaya perusakan moral bangsa melalui pembelian buku porno oleh uang negara dan dibagikan ke perpustakaan sekolah2 SD diberbagai tempat.

Setelah kejadian di Jawa Tengah, maka kalau kita mencermati di website LPSE kabupaten Banyuwangi, disana saat ini diadakan pengadaan buku untuk SD yang bernilai sekitar Rp. 7 Milyar. Dalam dokumen pengadaan (RKS) telah disebutkan judul buku yang harus ditawarkan oleh peserta yang akan mengikuti pelelangan pengadaan tersebut. Jadi peserta lelang harus menawarkan buku yang sudah disebut judulnya oleh dinas pendidikan dan panitia pengadaan. Jadi tidak boleh menawarkan judul buku yang lain,

Judul2 buku yang disebutkan itu beberapa diantaranya adalah mengandung pornografi sebagaimana berita media, dimana buku2 itu sempat beredar di Jawa Tengah. Dinas pendidikan, panitia pengadaan, maupun pejabat2 di Banyuwangi, ketika ditanya oleh masyarakat kenapa menutup pintu bagi judul buku yang lain untuk dibagikan ke perpustakaan sekolah2 SD di Banyuwangi, mereka selalu menjawab bahwa itu adalah merupakan hasil dari proses kajian, penelitian dan survey yang mendalam dll. Kalau mereka bersikukuh dengan argumentasi itu, artinya para pejabat di banyuwangi berpendapat bahwa buku2 porno itu adalah buku yang cocok untuk dibagikan di sekolah2 SD di Banyuwangi.

Tentu saja ini mengejutkan dan sekaligus membongkar kebohongan serta kuat adanya dugaan rekayasa dalam pengadaan buku untuk perpustakaan sekolah2 SD di Banyuwangi. karena dari berita dibawah ini, penerbit buku itu sendiri kaget ketika tahu bahwa buku itu beredar untuk anak2 SD, karena memang sebenarnya untuk konsumsi remaja dan dewasa (pada sampul buku tertulis untuk remaja). Maka bagaimana bisa dinas pendidikan dan para pejabat di Banyuwangi menyatakan bahwa dari kajian dan proses pemilihan yang mendalam, akhirnya buku2 porno itu adalah yang dipilih untuk dibeli dan dibagikan untuk anak2 SD di Banyuwangi. Ada apa ini???

Kenyataan ini memperkuat dugaan adanya rekayasa yang melibatkan mafia pendidikan dan bekerjasama dengan pejabat2 di Banyuwangi, selain dugaan untuk mengeruk uang negara, ada misi tersembunyi dari para mafia pendidikan yang tidak disadari oleh para pejabat di Banyuwangi karena terdorong pikiran asal dapat bagian, yakni penghancuran moral anak2 Indonesia sejak usia dini.

Dugaan ini belum tentu benar, maka ada baiknya masyarakat yang peduli pada pendidikan bisa melakukan cek kebenaran informasi pada orang yang diduga mengatur pengadaan buku perpustakaan SD di Banyuwangi, yang sering disebut2 sebagai mafia pendidikan di Jawa Timur yang merupakan agen dari sebuah konsorsium PT Darma Bhakti , yang diduga juga jadi dalang suplai buku porno untuk anak2 SD di kabupaten Kebumen Jawa Tengah, kabupaten Kuningan Jawa Barat dll. maupun kepada pejabat di Banyuwangi yang berwenang. Cek informasi bisa dilakukan kepada:
1. Rudy Budiman HP: 0811371218
2. Aka (operator dari Rudy Budiman) HP: 081357738393
3. Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi (Bpk. Sulihtiyono) HP: 085336580059
_________________________________________________________________
http://www.mediaindonesia.com/read/2012/06/01/323218/289/101/Berbau-Pornografi-Tiga-Judul-Buku-SD-Ditarik
Berbau Pornografi, Tiga Judul Buku SD Ditarik.

KEBUMEN--MICOM: Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dinpora) Kebumen, Jawa Tengah (Jateng), menarik sejumlah buku bacaan untuk sekolah dasar (SD) di kabupaten setempat.

Penarikan sejumlah buku itu dilakukan karena isinya ada yang menjurus pornografi. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar Dinpora Kebumen Bambang Sardjono menyatakan ada tiga judul buku yang ditarik dari perpustakaan di SD seluruh Kebumen.

Buku tersebut yakni Ada Duka di Wibeng, Tambelo Kembalinya Si Burung Camar, dan Tidak Hilang Sebuah Nama terbitan PT Era Adi Citra Intermedia Solo.

"Ketiga judul buku tersebut tidak diperbolehkan lagi ada di perpustakaan-perpustakaan SD. Isinya tidak pantas dibaca siswa SD," kata Bambang, Kamis (31/5).

Dari kajian yang dilakukan tim Dinpora, pada bacaan yang ada di dalam buku tersebut, ada kata-kata yang cenderung vulgar. Bahkan, kalau dibaca sepotong-sepotong menjurus ke pornografi.

"Atas hasil kajian itulah, Dinpora menarik ketiga judul buku. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kalau anak yang membaca, akan berdampak negatif," ujarnya.

Yang paling menjurus ke pornografi adalah Ada Duka di Wibeng. Dalam buku ini menyinggung soal hubungan intim yang didialogkan tokoh-tokohnya.

Dalam cerita di buku tersebut juga terucap mengenai trik berhubungan seks yang aman agar tidak hamil dan menceritakan cara KB kalender.

Buku-buku tersebut, lanjut Bambang, termasuk dalam bantuan melalui dana alokasi khusus (DAK) perpustakaan tahun 2010 dan dinyatakan telah lolos seleksi.

Keputusan lolos seleksi dinyatakan dalam Keputusan Kepala Perbukuan Depdiknas no 1715/A.8.2/LL/tahun 2009. (LD/OL-5)
__________________________________________________
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/06/01/120090/Buku-Pelajaran-Diduga-Benuansa-Pornografi-Penerbit-Siap-Tanggung-Jawab
Buku Pelajaran Diduga Benuansa Pornografi,
Penerbit Siap Tanggung Jawab

SOLO, suaramerdeka.com – Penerbit buku "Ada Duka di Wibeng" yang diduga mengarah ke pornografi PT Era Adicitra Intermedia Solo siap bertanggung jawab. Termasuk merevisi isu buku yang dikeluhkan masyarakat.

Menurut Direktur PT Era Adicitra Intermedia, Heri Sulistyanto, tanggung jawab tersebut sebagai bentuk profesionalisme. Pihaknya pun dengan terang-terangan akan membuka pembicaraan dengan elemen di Kabupaten Kebumen yang notabene mengeluhkan isi buku tersebut. "Ini artinya koreksi bagi kami. Namun apa yang kami terbitkan sesuai dengan kaidah-kaidahnya," ungkapnya pada Suara Merdeka, saat ditemui di Jalan Slamet Riyadi 485 Kelurahan Pajang, Laweyan, Solo Jumat (1/6).

Dikatakan Heri, buku jenis fiksi atau novel remaja tersebut telah sesuai dengan Panitia Penelitian Buku Non-Teks Pelajaran (PPBNP). Yakni melalui keputusan Kepala Pusat Pembukuan Kemendiknas Nomor 1715/ ab.2/ll2001 tahun 2009 tertanggal 19 Mei, sehingga layak beredar di masayarakat. Apalagi isi buku tersebut tentang akhlakul karimah dan budi pekerti. "Kemudian yang tidak tepat itu bacanya sepenggal. Soalnya halaman 1 hingga 93 itu contoh pergaulan buruk. Kemudian di halaman selanjutnya itu hal pokok. Kami ajak pembaca atau remaja jangan sampai menirunya," tandas dia.

Dia membantah, buku "Ada Duka di Wibeng" tidak menjurus ke pornografi seperti yang memanas akhir-akhir ini. Menurutnya tidak ada bahasa fulgar. Namun lebih pada bahasa gaul anak remaja. Apalagi maksud di dalam buku yang sudah dicetak dua kali pada 2008 dan 2012 sangat jelas jika dibaca secara utuh. Mengingat dewasa ini, pergaulan anak zaman sekarang sudah mengkhawatirkan. "Tapi kami tetap akan menelusuri, kenapa bisa sampai pada anak SD. Soalnya kan kami hanya menerbitkan, kemudian ada agen-agennya sendiri yang mendistribusikan buku tersebut," jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar