Cukong politik Pilgub Jatim 2013 mulai gentayangan, Ada sosok Mr IW yang familiar di sejumlah even pilkada
JURNAL3 | Surabaya – Sejumlah cukong uang (investor politik) di Pemilihan Gubernur Jatim 2013 mulai beraksi, pasca kampanye para pasangan calon gubernur resmi dimulai, Senin (12/08/2013) hari ini.
Modus dan pelakunya nyaris sama dengan pelaksanaan Pilgub Jatim 2008 silam. Sumber-sumber Jurnal3 di lingkaran dekat salah satu kandidat menyebut, sudah terjadi mobilisasi pembelian suara dengan melibatkan tokoh-tokoh lokal di seluruh pelosok Jawa Timur.
Praktik ini terjadi karena ada back up dari UU nomor 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana sumbangan dana kampanye dari perorangan maksimal Rp50 juta dan dari badan hukum swasta paling tinggi Rp 350 juta dan harus dilaporkan.
Namun nominal itu diyakini tidak cukup untuk mempengaruhi massa pemilih untuk wilayah satu kecamatan saja. Apalagi untuk wilayah di Jawa Timur yang cukup luas, konon diperlukan dana ratusan miliar untuk memenangkan salah satu kandidat.
Modus cukong politik ini adalah bagi-bagi uang. Ini dilakukan untuk mencari dukungan suara untuk kandidat tertentu. Nominal yang dibagikan jumlahnya tak bisa dipastikan dan dibagikan ke sejumlah tokoh-tokoh lokal. Selanjutnya, tokoh lokal ini yang kemudian bergerilya (mengkondisikan) ke masyarakat.
Melalui keterangan beberapa orang di ring 1 salah satu kandidat, salah satu cukong besar di Jawa Timur yang dikenal dengan sebutan Mr IW (inisial), disebut-sebut kembali menggelontorkan dana besar untuk melakukan jual beli suara di pelosok Jawa Timur.
Kabarnya, sejumlah tokoh-tokoh kunci di wilayah Jawa Timur sudah dikondisikan untuk memenangkan salah satu calon.
Informasi yang diperoleh, tokoh-tokoh lokal yang dimaksud diantaranya kepala desa, tokoh masyarakat, hingga kepala daerah di tingkat kabupaten/kota.
"Dia lagi mas, kan duitnya banyak. Dulu (2008) kan juga ikut berjasa dia," ungkap sumber di lingkaran dekat salah satu kandidat.
Peranan Mr IW di Pilgub Jatim 2008 pernah terungkap melalui sadapan trankrip SMS yang diduga sebagai salah satu bentuk kecurangan pelaksanaan Pilgub Jatim 2008 silam.
Sumber Jurnal3 itu menyebut, sosok Mr IW sangat dikenal dalam sejumlah even pilkada di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur.
Menyikapi adanya cukong politik ini, pengamat politik DR Siti Zuhro mengatakan, tidak terkejut mendengar kabar adanya cukong politik ikut bermain di Pilgub Jatim 2013.
Alasannya, lanjut Siti, praktik itu sudah terjadi di Pilgub Jatim 2008 silam. Pembelian suara melalui jasa cukong politik ini sudah masuk ranah money politics, namun sayangnya belum ada sebuah lembaga yang secara resmi melakukan penelitian secara sistematis.
"Pertanyaannya untuk siapa sih cukong itu bekerja. Jawabnya sulit, karena setiap kandidat pasti akan membantah dan menolak menggunakan cukong politik untuk mencari dukungan suara. Tapi realita di masyarakat, mereka melihat dan merasakan, karena mereka kebagian," ujar Siti.
Menurut Siti, di Pilgub 2008 silam, melalui The Habibie Center, ditemukan banyak indikasi adanya pembelian suara melalui sejumlah tokoh yang dipercaya untuk melakukan mobilisasi.
"Benar sekali kalau tokoh lokal dilibatkan. Dan temuan kami di 2008 silam juga mengindikasikan hal yang sama," pungkasnya.
baca juga :
Tercatat ada 18 nomor telepon yang disadap, Inilah pelaku dalam transkrip SMS Pilgub Jatim 2008 ==> http://www.jurnal3.com/inilah-pelaku-dalam-transkrip-sms-pilgub-jatim-2008/
Inilah transkrip SMS 'kecurangan' Pilgub Jatim 2008 ==> http://www.jurnal3.com/inilah-transkrip-sms-kecurangan-pilgub-jatim-2008/
JURNAL3 | Surabaya – Sejumlah cukong uang (investor politik) di Pemilihan Gubernur Jatim 2013 mulai beraksi, pasca kampanye para pasangan calon gubernur resmi dimulai, Senin (12/08/2013) hari ini.
Modus dan pelakunya nyaris sama dengan pelaksanaan Pilgub Jatim 2008 silam. Sumber-sumber Jurnal3 di lingkaran dekat salah satu kandidat menyebut, sudah terjadi mobilisasi pembelian suara dengan melibatkan tokoh-tokoh lokal di seluruh pelosok Jawa Timur.
Praktik ini terjadi karena ada back up dari UU nomor 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana sumbangan dana kampanye dari perorangan maksimal Rp50 juta dan dari badan hukum swasta paling tinggi Rp 350 juta dan harus dilaporkan.
Namun nominal itu diyakini tidak cukup untuk mempengaruhi massa pemilih untuk wilayah satu kecamatan saja. Apalagi untuk wilayah di Jawa Timur yang cukup luas, konon diperlukan dana ratusan miliar untuk memenangkan salah satu kandidat.
Modus cukong politik ini adalah bagi-bagi uang. Ini dilakukan untuk mencari dukungan suara untuk kandidat tertentu. Nominal yang dibagikan jumlahnya tak bisa dipastikan dan dibagikan ke sejumlah tokoh-tokoh lokal. Selanjutnya, tokoh lokal ini yang kemudian bergerilya (mengkondisikan) ke masyarakat.
Melalui keterangan beberapa orang di ring 1 salah satu kandidat, salah satu cukong besar di Jawa Timur yang dikenal dengan sebutan Mr IW (inisial), disebut-sebut kembali menggelontorkan dana besar untuk melakukan jual beli suara di pelosok Jawa Timur.
Kabarnya, sejumlah tokoh-tokoh kunci di wilayah Jawa Timur sudah dikondisikan untuk memenangkan salah satu calon.
Informasi yang diperoleh, tokoh-tokoh lokal yang dimaksud diantaranya kepala desa, tokoh masyarakat, hingga kepala daerah di tingkat kabupaten/kota.
"Dia lagi mas, kan duitnya banyak. Dulu (2008) kan juga ikut berjasa dia," ungkap sumber di lingkaran dekat salah satu kandidat.
Peranan Mr IW di Pilgub Jatim 2008 pernah terungkap melalui sadapan trankrip SMS yang diduga sebagai salah satu bentuk kecurangan pelaksanaan Pilgub Jatim 2008 silam.
Sumber Jurnal3 itu menyebut, sosok Mr IW sangat dikenal dalam sejumlah even pilkada di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur.
Menyikapi adanya cukong politik ini, pengamat politik DR Siti Zuhro mengatakan, tidak terkejut mendengar kabar adanya cukong politik ikut bermain di Pilgub Jatim 2013.
Alasannya, lanjut Siti, praktik itu sudah terjadi di Pilgub Jatim 2008 silam. Pembelian suara melalui jasa cukong politik ini sudah masuk ranah money politics, namun sayangnya belum ada sebuah lembaga yang secara resmi melakukan penelitian secara sistematis.
"Pertanyaannya untuk siapa sih cukong itu bekerja. Jawabnya sulit, karena setiap kandidat pasti akan membantah dan menolak menggunakan cukong politik untuk mencari dukungan suara. Tapi realita di masyarakat, mereka melihat dan merasakan, karena mereka kebagian," ujar Siti.
Menurut Siti, di Pilgub 2008 silam, melalui The Habibie Center, ditemukan banyak indikasi adanya pembelian suara melalui sejumlah tokoh yang dipercaya untuk melakukan mobilisasi.
"Benar sekali kalau tokoh lokal dilibatkan. Dan temuan kami di 2008 silam juga mengindikasikan hal yang sama," pungkasnya.
baca juga :
Tercatat ada 18 nomor telepon yang disadap, Inilah pelaku dalam transkrip SMS Pilgub Jatim 2008 ==> http://www.jurnal3.com/
Inilah transkrip SMS 'kecurangan' Pilgub Jatim 2008 ==> http://www.jurnal3.com/
__._,_.___
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar