MAKI : Dinas Peternakan dan Perikanan Jawa Timur patut diduga Korupsi program Jalin Kesra
Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) berencana melaporkan dugaan korupsi Rp124 miliar untuk program Jalan Lain Menuju Kesejahteraan (Jalin Kesra) untuk Rumahtangga Sangat Miskin (RTSM) yang dijalankan Dinas Peternakan dan Perikanan Pemerintah Provinsi Jawa Timur kepada Kejaksaan Tinggi dan kepolisian, Jumat (21/10).
Menurut Ketua MAKI Heru Satriyo, dana tersebut dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2010 ke desa-desa di Kabupaten Magetan dan Ngawi.
Dalam pelaksanaannya, ternak yang dibagikan aparatur pemerintah kepada RTSM hampir seluruhnya tidak sehat. Bahkan biaya pakan ternak, obat-obatan, dan pembuatan kandang yang sedianya dianggarkan juga tak kunjung cair.
"Kami berharap agar Gubernur Soekarwo bisa mengevaluasi program ini, karena hanya dijadikan kedok mencari uang pejabat dan koleganya," ujar Heru.
Menurut Heru, dana Rp124 miliar untuk 120 ribu ekor kambing. Dari total dana itu, biaya pakan awal selama tiga bulan, obat, dan kandang per ekor kambing Rp1,33 juta.
"Tapi praktiknya, yang dibagikan hampir seluruhnya tidak sesuai spesifikasi. Hampir semua kambing yang dibagikan adalah kambing berpenyakit. Tidak sedikit yang mati sehari setelah diserahkan. Bahkan ada yang lumpuh. Warga sudah melaporkan, tapi tidak ditanggapi," ujarnya.
Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) berencana melaporkan dugaan korupsi Rp124 miliar untuk program Jalan Lain Menuju Kesejahteraan (Jalin Kesra) untuk Rumahtangga Sangat Miskin (RTSM) yang dijalankan Dinas Peternakan dan Perikanan Pemerintah Provinsi Jawa Timur kepada Kejaksaan Tinggi dan kepolisian, Jumat (21/10).
Menurut Ketua MAKI Heru Satriyo, dana tersebut dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2010 ke desa-desa di Kabupaten Magetan dan Ngawi.
Dalam pelaksanaannya, ternak yang dibagikan aparatur pemerintah kepada RTSM hampir seluruhnya tidak sehat. Bahkan biaya pakan ternak, obat-obatan, dan pembuatan kandang yang sedianya dianggarkan juga tak kunjung cair.
"Kami berharap agar Gubernur Soekarwo bisa mengevaluasi program ini, karena hanya dijadikan kedok mencari uang pejabat dan koleganya," ujar Heru.
Menurut Heru, dana Rp124 miliar untuk 120 ribu ekor kambing. Dari total dana itu, biaya pakan awal selama tiga bulan, obat, dan kandang per ekor kambing Rp1,33 juta.
"Tapi praktiknya, yang dibagikan hampir seluruhnya tidak sesuai spesifikasi. Hampir semua kambing yang dibagikan adalah kambing berpenyakit. Tidak sedikit yang mati sehari setelah diserahkan. Bahkan ada yang lumpuh. Warga sudah melaporkan, tapi tidak ditanggapi," ujarnya.
__._,_.___
| Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar