http://wargatumpat.blogspot.com/2012/01/pesisir-dahlan-iskan-disebut2-terkait_24.htmlKamis, 19/01/2012 [17:20:26] Terkait Korupsi DAK Pendidikan 2010 Kab Jember yang Dipasok JPBooks dan Aneka Ilmu
Pesisir, Buku yang tersangkut kasus korupsi DAK pendidikan 2010 disuplai oleh JPbooks atau PT Jepe Press Media Utama. Pasalnya, tidak banyak yang tahu bahwa JPbooks atau PT Jepe Press Media Utama ini adalah perusahaan milik Jawa Pos Group yang dikomandani oleh Yunasa, yang memasok ribuan buku ke sekolah-sekolah di kabupaten Jember yang disidik Kejari Jember.
Temuan seperti yang dilansir dari Tabloid Sapujagad yang dibagikan oleh Alim Tualeka selaku Distributor Tunggal Buku, saat Musda REI (Real Estate Indonesia) Jatim lalu, melaporkan masalah ini pada aparat hukum, untuk buku-buku tingkat SD di Jember dan beberapa kabupaten lain dipasok oleh JPbooks. Sedangkan buku bagi sekolah SMP dipenuhi pengadaannya oleh penerbit Aneka Ilmu. Namun lagi-lagi selain pemenuhan pengadaan buku mundur berbulan-bulan dari pencairan dana, buku-buku tersebut tak memenuhi spesifikasi dan persyaratan legalitas buku. Padahal, proyek peningkatan mutu pendidikan dengan alokasi dana DAK 2010 jelas harus merujuk aturan dan petunjuk teknis yang telah ditetapkan. Pun juga tidak boleh melanggar perpres 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang dan jasa.
Masih menurut sumber, Sugeng yang juga merupakan tokoh senior Partai Amanat Nasional (PAN) Jawa Timur ini, semua itu tampaknya sama sekali tidak dihiraukan oleh para pemasok barang. Ditengarai ada backup dari aparat penegak hukum dan tekanan dari Yunasa yang merupakan saudara CEO Jawa Pos group Dahlan Iskan.
Maka tidak heran, bila banyak laporan masuk PT JePe Press media Utama (penerbit JPbooks) menggunakan kekuatan tekanan media Jawa Pos beserta grupnya (Radar-radar) untuk memenangkan tender proyek DAK ini. Setidaknya dari proses tender dan pengadaan buku yang dipasok JPbooks tersebut.
Seperti diketahui, Harian Jawa Pos sendiri, kelihatannya sempat kecolongan dengan ikut memberitakan temuan kejari Jember terkait kasus korupsi DAK pendidikan (Jawa Pos, 10 Maret 2011). namun setelahnya, berita yang amat menarik untuk dikonsumsi masyarakat itu tidak lagi muncul di Jawa Pos. Kemungkinan besar wartawan dan redakturnya ditegur keras oleh Yunasa, sebab memberitakan kasus korupsi yang menyangkut petinggi Jawa Pos Group. (Ep/Ran)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar