Kamis, 09 Mei 2019

[Media_Nusantara] Re: [nasional-list] Harga Bawang Putih Melonjak, Produksi Minim atau Telat Impor?

 


NGELAMUN diwarung Kop ..( Dibelakang Masalah Harga Rempah2 Melonjak --dan Import pun Melonjak > Jadi Masalah lagi..)

Mungkin itupun sebagian  Andil dan  Sikap dan atau Kekurangan Para Pakar di posisi Jabatannya masing2 ( soal Management Failure ,dll) Tetapi  terutama juga SIKAP dan KEBIASAAN Penduduk sendiri ...(sebagai Consumer terbesar yang paling banyak Masak se-hari2nya dan Pengguna terbesar dari Kebutuhan akan Jenis Rempah2 Pokok terkait ) lebih2 di hari2 Ramadhan....Mungkin perlu sedikit merubah sikap dan kebiasaan serta Ketergantungan diri dan lebih energis berpikir dan berusaha dan lebih  aktif  belajar  dan membiasakan Diri untuk Berdikari  tanpa MODAL BESAR ( modalnya hanya Kemauan dan Merubah Kebiasan Hidup dan Ketergantungan > Diantaranya dengan CARA yang PALING SEDRHANA> Yaitu - Menanam sendiri Cabe, Bawang Putih  dan Merah serta Tomat .dll , didalam POT2 Bunga Besar di kebun2 dan atau  di halaman dan  atau di teras rumahnya masing2..( Tanahnya Subur, Matahari Banyak, Hujan pun cukup, Udara dan Klimanya sangat baik dan  hanya 2 Musim - tanpa Musim Gugur dan Musim Salju -  tanpa Es yang Dingin Membeku  ...... Lalu Apalagi yang kurang ??  ...Kemungkinan Kemauan-nya yang Kurang.... tapi udah gitu , masing2nya pada tahu pasti SIAPA yang setiap hari banyak membutuhkan Rempah2 untuk Bumbu2 Masakan nya .?? ...Lalu mengapa harus  selalu menggantungkan diri pada PASAR .....yang senang Mempermainkan Harga ....dan pada IMPORT yang bisa mempermainkan dan atau Mempengaruhi  Kebutuhan Pasar .... ? 

ANEHNYA DI NEGARA2 MAJU yang PENDUDUKNYA  juga BESAR > DIATAS 2OO Juta  dan selalu ada  Musim Gugur dan Musim Dingin yang Keras -  ( contoh: Amerika, Kanada , Rusia , China , Jepang dan Negara2 Eropah , Australia, New Zealand ,dll ) Kok tak pernah begitu menderita KEKEURANGAN BAWANG PUTIHLAH,  Bawang Merahlah, Cabe-lah , Gula dan Garam dan lain2 nya ..?  Ataupun paling sedikit  di Media dan Pemerintahnya dan atau MEDIA-NYA sangat langka Mempersoalkan  IMPORT bahan2 pokok jenis REMPAH2 TSB ...kendatipun Kebutuhan Meraka akan jenis rempah2 tsb juga Tidak sedikit atau sama Banyaknya atau bahkan lebih banyak dari Kebutuhan Penduduk Indonesia..? MUNGKIN Kem.Pertanian dan Para Ekonom serta Badan Perancang Nasional mereka (negara2 tsb) begitu pandai mengorganisir dan menyusun Program dan Kebijaksanaan Ekonominya  - terutama yang menyangkut  Sektor Pertaniannya dan yang JELAS - MEREKA sangat PEDULI dan sangat memeperhatikan  serta snagat EFFEKKTIF dan EKONOMIS serta sangat RATIONIL dalam MENGGUNAKAN SUMBER ALAM dan FOND LAHAN2 PERATNIAN SUBUR dan LAHAN2 KEHUTANAN , SUNGAI,DANAU DAN LAUTAN...  

KESIMPULAN :
Rasa Tanggung Jawab (Sense of Belonging ) dan Kesadaran atas PENGGUNAAN DAN MANFAAT  Kekayaan Alam dan Sumber2 Alam
( SDA) Indonesia >  ada  ditangan setiap warga /Penduduk itu sendiri dan akan  selalu tergantung dari Sikap dan Kesadaran Manusia 2 dan Bangsa Indonesia sendiri.
Tetapi yang Jelas ALLAH Tidak akan Pernah Menanam dan Mengimport > Cabe, Bawang, Tebu, Garam, dan entah Kebutuhan  apalagi....dan bahwa  SEMUA SUMBER DAYA dan KEKAYAAN ALAM telah tersedia dan telah Diciptakan ALLAH di bumi Indonesia ini yang sering disebut MUTIARA PASIFIK  dan atau SURGA DUNIA ..... dan siap untuk diolah dan digunakan  secukup-cukupnya.... Cukup asal MENGGUNAKAN DAYA PIKIR yang baik , KEMAUAN untuk Kerja dan BERDISIPLIN DIRI ....... ( jangan hanya Berdoa - Tawuran - Berdemo - dan Merusak dan Menggebrak Kantor2 ...dan menghabiskan Waktu for Nothing .... Sedangkan  Besok tak ada yang dimakan..... Anak2 pada Nangis , udah gitu banyak anak lagi .... Yang besaran ...sekolahpun  tak bisa , karena Babe engga punya Duit.. buat Nyekolahin ... ).... Ayoo... rame2 kita ikut aya BERDEMO sambil Teriak se-keras2nya  - UNJUK RASA .....lumayan setiap hari dapat Bayaran  buat Rokok dan belanja seperlunya......entar abis Demo  kita ketemu rame2 .... Ehhh .. Bang ,  ...Lu Punya Rokok engga  ...?  ) ....Ehh ngomong2 tapi Gue hari ini ( udah 3 hari ) Bolos Kerja lho.....     Aaah ..bego Lu, ngapain Kerja  -Nyape2-in diri ....mendingan Rame2 ikut Demo  sambil Unjuk Rase .... enak dapat Pesangon -lumayan lagi ..... Belon lagi ini kan juga masuk Kegiatan Suci  ... Lu bisa dapat Pahla belipet ganda. ...... ( Begitulah Kira2  Bayangan Real  dari Situasi Fiktif  se-hari2 yang tergambar dibanyak secenario dari Kehidupan Politik menjelang PEMILU  dalam kaitannya dengan Harga2  yang meroket dari Kebutuhan Rempah2  (sebagai Background Masalah yang kita bahas ini ,..) 

NOTE : 
KESIMPULAN yang tertulis diatas BUKAN dan TIDAK HARUS merupakan atau menggambarkan SUASANA DAN DIALOG yang SEBENARNYA
dan atau TIDAK HARUS MENJAWAB dan atau TIDAK DITUJUKAN terhadap Oknum, Subjekt atau Golongan tertentu , melainkan hanya merupakan suatu Kiasan atau Imajinasi Penulis yang ditulis  dengan Gaya  seperti Cerita Pendek (jika pun bisa dikatakan demikian) untuk memberikan Jiwa dan Menghidupkan Gambaran dan Khayalan yang sama sekali Tidak Real nyata dialami Penulis , karena Penulis tidak pernah TERLIBAT dan Tidak pernah Berada atau Tidak pernah mengikuti Demo 2 ataupun Kegiatan2 Unjuk Rasa semacamnya (langsung maupun Tidak langsung). Semuanya Kesimpulan tsb diatas terinspirasikan dari Kumpulan Berita2 Media Elektronik se-mata dari berbagai Situas yang 
diolah dalam bentuk katakanlah Cerita Pendek  yang terpendek.... 
Si Zohir , Penulis yang gak becus nulis 

On Fri, 10 May 2019 at 00:07, Sunny ambon ilmesengero@gmail.com [nasional-list] <nasional-list@yahoogroups.com> wrote:
 

https://fokus.tempo.co/read/1203389/harga-bawang-putih-melonjak-produksi-minim-atau-telat-impor 

 Harga Bawang Putih Melonjak, Produksi Minim atau Telat Impor?
Reporter: 

Tempo.co

Editor: 

Rr. Ariyani Yakti Widyastuti

Rabu, 8 Mei 2019 16:55 WIB

TEMPO.COJakarta - Memasuki pekan pertama di bulan Mei yang bertepatan dengan bulan suci Ramadan ini, masyarakat harus menelan pil pahit karena lonjakan harga bawang putih.. Winarsih, salah satu pedagang di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, misalnya.

Baca: Mentan akan Blacklist Importir Bawang Putih yang Mainkan Harga

Perempuan berusia 43 tahun itu terkejut harga jual bawang putih melambung hingga Rp 90 ribu per kilogram. "Kalau biasanya Cuma Rp 45 ribu," ujarnya ketika ditemui di Pasar Kramat Jati, Sabtu, 4 Mei 2019.

Meski harga melonjak, Winarsih tak langsung meraup untung. Pasalnya, para pembeli langsung mengerem pembelian. Biasanya, dalam sehari Winarsih bisa menjual 4-5 kilogram bawang putih, tapi dengan harga tinggi seperti sekarang, terjual 1 kilogram saja sudah dianggap untung. "Yang beli sedikit. Kebanyakan kaget karena harganya. Kalau pun ada yang beli paling cuma satu-dua ons," ucap dia.

Kenaikan harga bawang sebetulnya terjadi jauh hari sebelum bulan Ramadan. Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat inflasi pada April 2019 yang mencapai 0,44 persen terutama dipicu oleh lonjakan harga tiket pesawat dan bahan makanan. Dalam hitungan BPS, inflasi April secara tahunan atau yoy mencapai 2,8 persen, sedangkan inflasi tahun kalender selama Januari hingga April tercatat 0,8 persen. 

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan inflasi bulan April tergolong tinggi bila dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya. Khusus harga bawang putih turut menjadi penyumbang inflasi karena secara umum di pasaran, harga bahan makanan tersebut naik dengan rata-rata kenaikan 0,09 persen.

Terus naiknya harga komoditas itu terjadi sejak menjelang Pemilihan Umum 2019 lalu juga diamini oleh pedagang besar bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Sribit. Ia menduga pemicu harga bahan dapur itu melambung tinggi adalah lantaran minimnya stok yang masuk. "Karena barangnya tidak ada. Kemarin stop, satu karung pun tidak ada saya jual," ujarnya.

Oleh karena itu, Sribit mempertanyakan langkah pemerintah yang telat menggelontorkan stok bawang putih impor itu ke pasar. Padahal, menurut dia, produk impor itu sudah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok itu sejak beberapa hari lalu. "Kenapa tidak segera dikeluarkan, kenapa baru hari ini menjelang puasa, harusnya bisa dari kemarin."

Pernyataan Sribit menanggapi digelarnya operasi pasar bawang putih oleh Kementerian Pertanian pada Ahad pekan lalu. Operasi pasar dilakukan dengan menggelontorkan empat kontainer bawang putih dengan kapasitas mencapai 30 ton per kontainer dengan harga Rp 25 ribu per kilogram dan ditargetkan harga maksimal sampai ke konsumen Rp 30 ribu per kilogram.

__._,_.___

Posted by: Marco 45665 <comoprima45@gmail.com>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)

Have you tried the highest rated email app?
With 4.5 stars in iTunes, the Yahoo Mail app is the highest rated email app on the market. What are you waiting for? Now you can access all your inboxes (Gmail, Outlook, AOL and more) in one place. Never delete an email again with 1000GB of free cloud storage.


SPONSORED LINKS
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar