Jumat, 17 Mei 2019

Re: [Media_Nusantara] SITUNG KPU DAN ROBOT IKHLAS

 

PEMILU & SANDIWARA POLITIK yang Memilukan ( dan atau Memalukan ....) 

Disini memang Jelas nampak , bahwa di Masyarakat bangsa ini kebanyakan atau sangat  banyak terdapat  Para AMATIRAN  Yang senang tampil  dan 
bergaya PROFESSIONAL , atau sekumpulan atau SEMENTARA PARA   ''JAGOAN2 PENCAK - SILAT dan PARA DUKUN SAKTI dengan Jampean2 Penghalau Setan-nya dan  atau bahkan Sementara para PENDERITA PARANOIA  Akut maupun Chronis '' yang kesemuanya senang Berorasi Politik dan Agama (yang  tak lebih sebenarnya  hanya '' Onani '' Politik dan Agama dimuka Publik dan Media demi KEPUASAN dan NAFSU JABATAN dan KEKUASAAN bagi dirinya sendiri....dan pada akhir2nya dan atau Ujung2nya ...Tak lebih hanya banyak ''NGACO-NYA dan  MENGACAUNYA ''  dan pada akhirnya membuat Masa Pengikutnya dan Dirinya sendiri  TERJEBAK dalam ILUSI dan KEKURANGANNYA  serta KELEMAHANNYA SENDIRI...... bagaikan  seorang yang mencapai Status  Delerium ....setelah mengisap kebanyakan LSD (overdoses).....sehingga HIDUP dan Berpikir diluar REALITAS.......
AKHIRNYA  ..APA yang diunduhnya ( baik oleh dirinya masing2 maupun oleh Kumpulan Masa Pendukung2 dan sejenisnya ) tak lebih adalah HASIL dari
KELEMAHAN dan KEBOHONGANNYA  masing2nya...... untuk kemudian merasa terpukul dan terpojokan dan kecewa dalam Ketersinggunnya dan dalam Geramnya  akibat  Retorik  ''KECERDASANNYA dan KEJUJURANNYA '' SENDIRI......
Untuk lebih menarik Para Penonton dan Pemberi Suara ( Sorakan dan Gemuruh Tepuk tangan   ), maka Sandiwara dan Onani Politik dan Keagamaan tsb masih harus dan perlu dibumbui dengan Aneka Ragam  Penampilan yang menurutnya bisa lebih menarik perhatian Publik Penonton untuk bisa Bersorak dan Bertepuk tangan sekeras dan sebanyak mungkin ...... terkadang perlu ditampilkan secara berselingan dengan penampilan yang mengingatkan kita pada  sebuah '' Image Fake '' yang diperanankannya sebagai  figur Bung Karno dan dicampur-adukan dengan figur Hiter, Musolini, dan bahkan Gaya dan Gesto Donald Trump yang ditampilkan cukup meyakinkan dan sangat Grotesque  ..... 
Untuk lebih menarik hati para Penonton dan Masyarakat di-sekeliling-nya maka   tak boleh ketinggalan untuk menyuguhkan sebuah Tarian Rakyat > Dang - Dut atau sedikit gerakan Joget Populer untuk memberi Kesan DIALAH Manusia Rakyat  yang ''KERAKYATAN '' ....( tentunya dengan Jutaan Hektar Lahan Kehutanan yang bukan MIliknya dan Ribuan Hektar Areal  Bonansa dan atau '' Lahan Perternakan dan gembala KUDA '' ...Terminus Technicus disebut 
'' RANCH VALLEY''  ( Mulut iseng bilang > '' LITTLE TEXAS'' )....
.
.... Dan yang paling Tragis ialah Sandiwara Politik dan Kekuasan semacam itu (di arena  PEMILU 2019)  dianggapnya sebagai ''HAK MUTLAK   DEMOKRASI '' ( yang notabene  Tidak ada hubungannya dengan System Demokrasi dan Kehidupan Demokrasi itu sendiri ) dan diartikannya sebagai untuk  melahirkan '' HAK untuk UNJUK RASA  atau HAK untuk Melampiaskan Emosi, Kekuasaan dan kekerasan dan bahkan Kepicikan-nya sendiri '' ......
>HAK DEMOKRASI dan UNJUK RASA (DEMO) kerap kali diartikan dan dipakai sebagai Instrument  '' SHOW OF FORCES ''  (...of  Naivety and Stupidity ..)
> HAK DEMOKRASI dan UNJUK RASA (DEMO) sering dihubungkan dengan Context  dan bahkan dalam  Pengertian  sebagai  HAK untuk berkuasa dengan cara apapun - termasuk '' HAK COUP KONSTITUSIONAL ''.....atau jika perlu ...memakai alternativ lain HAK COUP JIHAD KEAGAMAAN  .... sedangkan COUP MILITER ...... Well...well...... Kemungkinan besar tak bisa di-realisir atau secara Real dipraktekan ...mengingat bahwa '' ALL Mighty Shogun's  ( The PROTAGONISTS) sudah masuk dalam karantina'' Rumah Jompo'' ...sehingga sudah Tak punya Kekuatan untuk menggerakkan kesatuan Samurainya .... kecuali  mungkin masih tetao menggantungkan pada Kekuatan yang dinamakannya sebagai  ''THE PEOPLE POWER'' yang oleh Penciptanya (yang sering nyebut : ''Amiinn...'' segera  dirubah namanya sebelum Supper Power tsb sempat berfungsi ........ 

Sekian dulu FEJETON sekitar PEMILU 2019 dari sudut pandang yang lain.....dari Kehidupan Politik di-bumi Ibu pertiwi ini.....
(Monsieur Alfred,) 
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

On Thu, 16 May 2019 at 15:01, Al Faqir Ilmi alfaqirilmi@yahoo.com [Media_Nusantara] <Media_Nusantara@yahoogroups.com> wrote:
 

SITUNG KPU DAN ROBOT IKHLAS 

Oleh : Marsudi Wahyu Kisworo

Guru Besar Ilmu Komputer, Alumni Fakultas Teknik Elektro, Jurusan Ilmu Komputer ITB tahun 1978.

Sesuai dengan sistem perundang-undangan Pemilu di Indonesia, satu-satunya hasil penghitungan suara yang sah secara hukum adalah hasil penghitungan suara berjenjang yang dilakukan secara manual, mulai dari tingkat TPS sampai pleno KPU Pusat, sedangkan Situng hanya untuk mengonfirmasi hasil perhitungan suara manual berjenjang tersebut, dan sebagai alat kontrol publik agar hasil penghitungan suara manual berjenjang menjadi transparan dan dapat di akses oleh siapapun.

Mekanisme ini masih sama dengan yang ada pada Grand Design Sistem IT Pemilu tahun 2004, dimana saya pernah menjadi anggota tim yang mendisain Sistem IT KPU tersebut.

Artinya, apabila dalam menginput data form C1 yang telah dipindai pada Situng terdapat salah entri, salah algoritma, perangkatnya rusak, diretas, diacak-acak, disedot datanya, dimanipulasi atau apapun namanya, hasil Situng ini tidak akan memiliki pengaruh apa-apa terhadap hasil akhir penghitungan suara. Tidak ada gunanya jika ingin memanipulasi hasil Pemilu melalui Situng, kalau memang mau memanipulasi ya lakukan di penghitungan suara manual berjenjang, bukan di Situng.

Dalam grand design IT KPU, Situng juga dirancang sebagai salah satu mekanisme transparansi penghitungan suara dan sebagai alat kontrol dari masyarakat jika terjadi manipulasi suara dan kecurangan. Dengan demikian Situng bukanlah hal yang sepele, tetapi alat penting untuk mengonfirmasi perhitungan suara manual berjenjang, untuk itu Situng jangan disalahgunakan agar seolah-olah dapat menentukan hasil akhir penghitungan suara.  

Dengan ditampillkannya hasil scan form C1 di Situng, maka masyarakat dapat berpartisipasi untuk memonitor hasil penghitungan suara di tingkat TPS. Jika terjadi manipulasi di tingkat ini, maka formulir C1 yang sudah dipindai dan diunggah di Situng bisa digunakan sebagai referensi. 

Jadi kalau ditemukan penyimpangan seperti ini, maka segera dilakukan koreksi terhadap perhitungan di tingkat TPS tersebut. Nah ketika kemudian perhitungan suara naik ke jenjang berikutnya yaitu di Kecamatan, maka hal yang sama dilakukan koreksi di jenjang tersebut. 

Jadi mestinya kalau perhitungan suara sudah sampai ke sebuah jenjang, maka perhitungan suara di jenjang bawahnya sudah valid dan sah karena disaksikan oleh para saksi peserta Pemilu dan juga oleh masyarakat.

Sekarang soal aplikasi Situng itu sendiri. Dalam grand design, Situng yang tampil adalah hasil virtualisasi dari salah satu server di KPU. Karena merupakan virtualisasi maka Situng dibuat terbuka, siapapun bisa dan diberikan kemudahan untuk mengakses. 

Namun hal ini punya dampak sampingan yang buruk, yaitu Situng dengan mudah dapat diretas, bahkan oleh anak-anak SMA. Hal ini tidak terlalu menjadi masalah, karena sebagai virtualisasi dari server, pihak KPU dapat dengan mudah mengembalikan ke status sebelum diretas, karena server yang sesungguhnya tidak tersambung ke Internet. 

Karena Situng KPU merupakan sistem terbuka, maka siapa saja dapat mengambil data yang ada di Situng. 

Beberapa hari yang lalu ada seorang profesor yang mengaku pakar IT, dimana latarbelakangnya saya tahu persis, membuat program saja tidak bisa, dengan bangga mengirimkan file Excel hasil download database Situng kepada saya, saya jawab "kalau hanya download data seperti itu, mahasiswa informatika semester awal pun bisa melakukannya". Karena salah satu pelajaran dalam data analytics adalah bagaimana mengunduh data server kedalam file Excel.

Lalu bagaimana dengan "pakar" IT lulusan Teknik Elektro ITB bernama Hairul Anas Suaidi yang baru baru ini presentasi di Hotel Sahid, dengan Robot Ikhlas hasil karyanya yang katanya dapat memantau Situng KPU?

Terus terang saja, hasil karya Hairul Anas Suaidi itu biasa saja dan cenderung menyesatkan publik.  

Seperti saya jelaskan sebelumnya bahwa Situng KPU adalah sistem terbuka. Jadi mau diunduh per-hari, per-jam, per-menit, per-detik, atau real time, ya mudah saja karena oleh KPU memang dibuat sedemikian transparan seperti itu. Bahkan mahasiswa yang semesternya agak tinggi sedikit bisa membuat salinan (mirroring) dari database Situng dengan mudah. 

Robot yang katanya dapat memantau Situng KPU bukanlah sebuah karya yang fenomenal bagi masyarakat IT. Tidak perlu menjadi seorang pakar untuk membuat aplikasi seperti itu. 

Mungkin ada yang menyanggah bahwa Robot Ikhlas bukan hanya melakukan mirroring saja, tetapi dapat menemukan ribuan kecurangan dari Situng. 

Sekali lagi, mau ribuan, jutaan, milyaran, triliunan kesalahan atau apapun namanya di Situng, atau seandainya Situng dihancurkan sekalipun, tidak ada pengaruhnya terhadap penghitungan suara manual berjenjang.

Kalau begitu apakah sebaiknya Situng dihentikan saja? Menghentikan Situng berarti menutup akses partisipasi dan kontrol publik terhadap penghitungan suara manual berjenjang. 

Karena itu menurut saya biarkan saja Situng berjalan seperti sekarang, tidak usah diributkan apalagi oleh pakar IT abal-abal, karena jika pakar yang benar-benar pakar, dengan penelitian dan karya-karya yang mendunia, pasti tahu bahwa Situng KPU tidak digunakan sebagai alat penghitungan suara yang sah, tetapi hanya alat kontrol saja, yang sah adalah sistem penghitungan suara manual berjenjang. 

Jadi kalau mau memantau apakah dalam penghitungan suara terdapat kecurangan atau tidak, awasilah penghitungan suara manual berjenjang, bukan mengawasi Situng.


Dikirim dari Yahoo Mail untuk iPhone


Bez virů. www.avast.com

__._,_.___

Posted by: Marco 45665 <comoprima45@gmail.com>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (2)

Have you tried the highest rated email app?
With 4.5 stars in iTunes, the Yahoo Mail app is the highest rated email app on the market. What are you waiting for? Now you can access all your inboxes (Gmail, Outlook, AOL and more) in one place. Never delete an email again with 1000GB of free cloud storage.


SPONSORED LINKS
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar