Selasa, 14 Mei 2019

[Media_Nusantara] Re: [nasional-list] Re: [GELORA45] Inflasi Musiman Bulan Ramadhan

 

INFLASI ( terminus technicus bagi Siklus Ekonomi) ataukah  sekedar  '' INVASI ''  Kenaikan HARGA ( akibat  Meningkatnya /Invasi Permintaan) ?  Suatu Situasi yang kualitatif berlainan...

KESIMPULAN:
>> Penggunaan Istilah yang tidak tepat atau Salah menempatkan Istilah .... bisa langsung mengakibatkan 
Salah Interpretasi ( Miss Interpretation atau Interpretation Failure) dan akibatnya bisa memicu Kegelisahan atau bahkan Ketegangan Publik (Massa ) dan Tidak Jarang menimbulkan KESALAHAN PAHAMAN yang cukup Serious......
> Contoh sederhana yang Logis (soal Logika)  :  Jika  sumur Kering .... Belum berarti bahwa Bumi mengering .... ( kemungkinan Kita kurang dalam Menggali sumurnya > Tidak sampai pada Permukaan Sumber Airnya ) . atau sebaliknya ....jika Sumur sangat Banyak airnya / hampir mendekati  Bibir Sumur ....Belum dan atau Tidak bisa langsung diartikan sebagai ADANYA BANJIR BESAR yang mengancam  .......

Anjuran
Biasakan Menulis , membaca dan memahami Masalah dengan bantuan  atau dengan membuka Kamus dan Kamus Istilah Asing dan atau ENCYCLOPEDIA  dan atau kamus Istilah Kejuruan ..... ( Kita tak akan tersesat atau salah menilai Arti dan bahkan situasi ....dan ini sering terjadi pada Masyarakat
 Mayoritas Indonesia umumnya .... akibatnya BANYAK KETERSINGGUNGAN dan KESALAHPAHAMAN TOTAL ...hanya karena TIDAK MEMAHAMI INTI PEMAHAMAN yang ada dan atau terkandung hanya dalam satu2nya Istilah ataupun Kalimat yang Tidak Tepat DITERJEMAHKAN ......... 


Bez virů. www.avast.com

On Mon, 13 May 2019 at 23:22, Sunny ambon ilmesengero@gmail.com [nasional-list] <nasional-list@yahoogroups.com> wrote:
 

Kalau inflasi pada labaran berarti harga komoditi kebutuhan meningkat dan ini membebankan 
kaum kelas bawah untuk turut merayakan hari besar mereka. Apakah ini takdir illahi yang 
selalu menanggu konsekwesi dari keadaan keuangan dan ekonomi yang mengalami krisis?

On Mon, May 13, 2019 at 7:58 PM 'j.gedearka' j.gedearka@upcmail.nl [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com> wrote:
 




https://news.detik.com/kolom/d-4547272/inflasi-musiman-bulan-ramadhan

Senin 13 Mei 2019, 14:08 WIB

Kolom

Inflasi Musiman Bulan Ramadhan

Pringadi Abdi Surya - detikNews
Inflasi Musiman Bulan Ramadhan Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Sejak sebelum memasuki Ramadhan, toko-toko penuh. Banyak orang seperti ingin berbelanja untuk satu bulan penuh. Pada saat itu, harga-harga juga merayap naik. Inilah yang kemudian disebut inflasi.

Inflasi adalah istilah untuk fenomena naiknya harga barang di masyarakat. Titik tekannya bukan pada "naiknya harga barang", melainkan pada "fenomena" atas proses meningkatnya harga-harga barang secara terus-menerus yang disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari konsumsi yang meningkat (permintaan lebih tinggi daripada penawaran), proses distribusi yang tidak lancar, atau melimpahnya uang beredar.

Harga barang yang naik itu mengakibatkan turunnya nilai mata uang. Proses ini berlangsung terus-menerus dan saling mempengaruhi harga barang yang lain.

Inflasi sendiri terdiri dari tiga komponen, yakni inflasi inti (core inflation), inflasi volatile food, dan inflasi yang diatur pemerintah (administred price). Pada bulan Ramadhan, komponen inflasi yang mengalami kenaikan adalah volatile food atau kelompok bahan makanan.

Bank Indonesia pernah melakukan studi tentang pola inflasi pada bulan Ramadhan hingga Idul Fitri tahun 2011-2014 yang menunjukkan laju inflasi menjadi semakin kencang. Pemicunya terutama karena inflasi pada harga pangan yang disumbang oleh beras, daging-dagingan, dan aneka bumbu masak.

Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) tentang inflasi memang masih menunjukkan angka yang baik-baik saja. Pada triwulan I, angka inflasi kita masih 2,83% yoy. Angka ini masih dalam batas terkendali. Sasaran inflasi 2019 yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 124/PMK.010/2017, yakni sebesar 3,5% +/- 1%.

Meski angka ini terlihat baik-baik saja, ada ancaman yang membayangi di balik angka tersebut. Sebagaimana kita tahu, harga merupakan fungsi dari permintaan dan penawaran. Harga bisa naik manakala permintaaan juga naik. Harga juga turun ketika permintaan turun. Turunnya permintaan ini adalah indikasi dari turunnya daya beli masyarakat. Harga bukannya tidak naik, tetapi tidak bisa naik karena mengimbangi daya beli tersebut.

Salah satu cara untuk melihat penurunan daya beli tersebut adalah dengan membandingkan kenaikan upah profesi dibandingkan dengan inflasinya. Selisih di antaranya itulah yang menunjukkan upah riil. Dari cara itu diketahui, beberapa profesi seperti buruh dan petani mengalami penurunan daya beli.

Namun, secara keseluruhan penurunan daya beli masyarakat itu bisa disanggah juga. Variabel lain yang menunjukkan hal itu adalah angka inflasi inti. Jika inflasi inti masih positif, maka daya beli bisa dianggap stabil atau meningkat.

Data April 2019 menunjukkan terjadi inflasi sebesar 0,44%. Inflasi tertinggi terjadi di Medan sebesar 1,30% dan terendah terjadi di Pare-Pare sebesar 0,03%. Uniknya, deflasi juga terjadi, tertinggi di Manado sebesar 1,27% dan terendah di Maumere sebesar 0,04.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, terutama kelompok bahan makanan sebesar 1,45%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,19%, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,12%, kelompok sandang sebesar 0,15%, kelompok kesehatan sebesar 0,25%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,03%, dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,28%.

Dari angka tersebut, semakin jelas bahwa harga kelompok bahan makanan memang mengalami kenaikan.

Yang patut diperhitungkan adalah tren kenaikan inflasi terjadi mulai 3 bulan sebelum lebaran. Pada 2017 misalnya, angka inflasi bulanan bergerak naik dari 0,09% pada April, 0,39% pada Mei, dan 0,69% pada Juni. Pada 2018, tren yang sama terjadi dari 0,10% pada April, 0,21% pada Mei, dan 0,59% pada Juni. Sedangkan pada 2019 ini, setelah mengalami deflasi -0,08% pada Februari, angka inflasi menjadi 0,11% pada Maret, dan 0,44% pada April. Angka ini diprediksikan bakal naik lagi pada Mei.

Meski tampak kecil, angka tersebut bisa menghasilkan dampak yang cukup signifikan bagi orang-orang yang daya belinya cenderung stagnan atau bahkan mengalami penurunan. Apalagi kalau ada oknum-oknum tertentu yang memperparah keadaan seperti melakukan penimbunan barang, merekayasa pasar, dan sebagainya. Di sinilah tim pengendali inflasi daerah memiliki peran penting untuk mengontrol harga pasar.

Tentu, pembahasan semacam ini adalah sebuah simplifikasi dalam memandang inflasi. Ada banyak lagi variabel yang berpengaruh sebenarnya. Inflasi bukan hanya disebabkan adanya kelebihan permintaan (demand-pull inflation), atau berubahnya tingkat penawaran (cost-push/supply shock inflation), bahkan pemikiran dan ekspektasi yang terjadi secara umum di tengah masyarakat juga menjadi faktor penyebab inflasi. Ekspektasi terhadap inflasi ini bergantung pada pandangan subjektif dari pelaku ekonomi dari kemungkinan terjadinya sesuatu di masa depan berupa proyeksi pertumbuhan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Yang perlu diingat bahwa tren meningkatnya inflasi pada bulan Ramadhan bukan sebuah hal baru dalam perekonomian Indonesia. Fenomena ini telah terjadi dari tahun ke tahun dan juga memiliki dampak positif guna menumbuhkan perekonomian Indonesia. Masyarakat pun sudah paham bahwa ekspektasi masyarakat secara subjektif bernilai bahwa pada bulan Ramadan pasti terjadi peningkatan inflasi. Namun, bukan berarti pemerintah tidak perlu berbuat apa-apa. Pemerintah tetap perlu menjaga ketersediaan barang di pasar dan mengawasi pasar sebagaimana mestinya.

Pringadi Abdi Surya bekerja di Ditjen Perbendaharaan


(mmu/mmu)







Bez virů. www.avast.com

__._,_.___

Posted by: Marco 45665 <comoprima45@gmail.com>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)

Have you tried the highest rated email app?
With 4.5 stars in iTunes, the Yahoo Mail app is the highest rated email app on the market. What are you waiting for? Now you can access all your inboxes (Gmail, Outlook, AOL and more) in one place. Never delete an email again with 1000GB of free cloud storage.


SPONSORED LINKS
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar