WKU Kadin Jatim : Monopoli Tranportasi Laut sangat Mengganggu Perdagangan Antar Pulau
SORONG - Dalam upaya mendorong peningkatan kerjasama bisnis antara pengusaha Jawa Timur dan Papua Barat serta untuk memperkuat kemitraan antar kedua provinsi, Kamar dagang dan Industri (KADIN) Jatim dan Papua Barat menggelar acara Business to Business (B2B) Meeting yang dirancang dalam bentuk One on One Business Meeting dengan mempertemukan pengusaha Jatim dengan pengusaha Papua Barat secara langsung. Kegiatan itu kemarin (10/10) berlangsung di Royal Mamberamo Hotel, dibuka oleh Ketua KADIN Papua Barat yang diwakili Direktur Eksekutif KADIN Papua Barat, Asri Arsyad.
Hadir dalam kegiatan itu Pejabat Biro Perekonomian Pemprov Jatim Sumbangto, Wakil Ketua Umum KADIN Jawa Timur Bidang Pengembangan Jaringan Usaha Antar Provinsi, Diar Kusuma Putra, SE, Kepala Dinas Perdagangan Kota Sorong Mesakh Jumame, para pengurus KADIN, serta puluhan pengusaha dari Jawa Timur dan Papua Barat.
Wakil Ketua Umum KADIN Jawa Timur Bidang Pengembangan Jaringan Usaha Antar Provinsi, Diar Kusuma Putra, SE saat diwawancarai Radar Sorong kemarin mengatakan bahwa, acara Business to Business Meeting antara pengusaha Jatim dengan Papua Barat itu merupakan tindak lanjut dari kerjasama antara KADIN Jatim dengan Papua Barat. Ini kita membawa 30 pemilik produk dari Jatim yang kita pertemukan secara langsung dengan para pelaku usaha di wilayah Papua Barat supaya terbangun sinergi yang kuat antara pengusaha Jawa Timur dengan pengusaha Papua Barat, ujarnya.
Dikatakan bahwa, negara Indonesia ini berpenduduk sekitar 250 juta orang, ini adalah pasar yang potensial untuk pemilik produk, dan memang pada kenyataannya Indonesia menjadi bidikan pasar oleh produk-produk dari luar negeri. Selayaknya kita juga harus memanfaatkan pasar yang potensial ini, artinya kerjasama antar propinsi juga harus kita agresifkan atau kita maksimalkan, jangan sampai secara dominan pasar yang potensial ini menjadi dominan milik produk-produk luar negeri, paling tidak kita bisa menguasai beberapa persen segmen, artinya produk Indonesia harus jadi tuan di negeri sendiri, tegasnya.
Acara acara Business to Business Meeting ini sudah dilakukan di berbagai provinsi dan di Papua Barat ini merupakan provinsi ke-14 yang dilakukan oleh KADIN Jatim, dimana sebelumnya pihaknya sudah ke Kaltim, Kalbar, Sulsel, Sulut, Sultra, Maluku dan lain-lain. Kalau kita tidak jalani program seperti ini kita tidak tahu kendala-kendala di lapangan, karena ternyata banyak kendala di lapangan yang harus kita atasi bersama, misalnya biaya cargo domestic yang sangat tinggi dan tidak rasional. Contoh kasus container 20 feet dari Surabaya ke Benoa Bali Rp 8 juta, sementara dari Surabaya ke Hongkong hanya USD 500 (Rp 4,5 juta), dari Surabaya ke Belawan Sumut Rp 12 juta, sedangkan dari Surabaya ke Eropa hanya USD 800 (Rp 8 juta) ini tidak rasional harus kita pikirkan bersama guna mencari solusinya, sementara yang paling gampang mengatasi dengan memutus monopoli yang terjadi selama ini, karena kalau monopoli bisa seenaknya sendiri membuat harga, terangnya.
Produk-produk yang diikutkan dalam acara Business to Business Meeting itu antara lain alat pemadam api, karoseri (bis, dump truk, bak truk), produk kemasan plastic, coklat, sayur, buah-buahan, pupuk, rokok, pakaian, air mineral, panel listrik, snack, ayam beku, onderdil otomotif, produk kulit (sepatu, tas, dompet), peralatan rumah tangga, bahan bangunan, dan lain-lain.
SORONG - Dalam upaya mendorong peningkatan kerjasama bisnis antara pengusaha Jawa Timur dan Papua Barat serta untuk memperkuat kemitraan antar kedua provinsi, Kamar dagang dan Industri (KADIN) Jatim dan Papua Barat menggelar acara Business to Business (B2B) Meeting yang dirancang dalam bentuk One on One Business Meeting dengan mempertemukan pengusaha Jatim dengan pengusaha Papua Barat secara langsung. Kegiatan itu kemarin (10/10) berlangsung di Royal Mamberamo Hotel, dibuka oleh Ketua KADIN Papua Barat yang diwakili Direktur Eksekutif KADIN Papua Barat, Asri Arsyad.
Hadir dalam kegiatan itu Pejabat Biro Perekonomian Pemprov Jatim Sumbangto, Wakil Ketua Umum KADIN Jawa Timur Bidang Pengembangan Jaringan Usaha Antar Provinsi, Diar Kusuma Putra, SE, Kepala Dinas Perdagangan Kota Sorong Mesakh Jumame, para pengurus KADIN, serta puluhan pengusaha dari Jawa Timur dan Papua Barat.
Wakil Ketua Umum KADIN Jawa Timur Bidang Pengembangan Jaringan Usaha Antar Provinsi, Diar Kusuma Putra, SE saat diwawancarai Radar Sorong kemarin mengatakan bahwa, acara Business to Business Meeting antara pengusaha Jatim dengan Papua Barat itu merupakan tindak lanjut dari kerjasama antara KADIN Jatim dengan Papua Barat. Ini kita membawa 30 pemilik produk dari Jatim yang kita pertemukan secara langsung dengan para pelaku usaha di wilayah Papua Barat supaya terbangun sinergi yang kuat antara pengusaha Jawa Timur dengan pengusaha Papua Barat, ujarnya.
Dikatakan bahwa, negara Indonesia ini berpenduduk sekitar 250 juta orang, ini adalah pasar yang potensial untuk pemilik produk, dan memang pada kenyataannya Indonesia menjadi bidikan pasar oleh produk-produk dari luar negeri. Selayaknya kita juga harus memanfaatkan pasar yang potensial ini, artinya kerjasama antar propinsi juga harus kita agresifkan atau kita maksimalkan, jangan sampai secara dominan pasar yang potensial ini menjadi dominan milik produk-produk luar negeri, paling tidak kita bisa menguasai beberapa persen segmen, artinya produk Indonesia harus jadi tuan di negeri sendiri, tegasnya.
Acara acara Business to Business Meeting ini sudah dilakukan di berbagai provinsi dan di Papua Barat ini merupakan provinsi ke-14 yang dilakukan oleh KADIN Jatim, dimana sebelumnya pihaknya sudah ke Kaltim, Kalbar, Sulsel, Sulut, Sultra, Maluku dan lain-lain. Kalau kita tidak jalani program seperti ini kita tidak tahu kendala-kendala di lapangan, karena ternyata banyak kendala di lapangan yang harus kita atasi bersama, misalnya biaya cargo domestic yang sangat tinggi dan tidak rasional. Contoh kasus container 20 feet dari Surabaya ke Benoa Bali Rp 8 juta, sementara dari Surabaya ke Hongkong hanya USD 500 (Rp 4,5 juta), dari Surabaya ke Belawan Sumut Rp 12 juta, sedangkan dari Surabaya ke Eropa hanya USD 800 (Rp 8 juta) ini tidak rasional harus kita pikirkan bersama guna mencari solusinya, sementara yang paling gampang mengatasi dengan memutus monopoli yang terjadi selama ini, karena kalau monopoli bisa seenaknya sendiri membuat harga, terangnya.
Produk-produk yang diikutkan dalam acara Business to Business Meeting itu antara lain alat pemadam api, karoseri (bis, dump truk, bak truk), produk kemasan plastic, coklat, sayur, buah-buahan, pupuk, rokok, pakaian, air mineral, panel listrik, snack, ayam beku, onderdil otomotif, produk kulit (sepatu, tas, dompet), peralatan rumah tangga, bahan bangunan, dan lain-lain.
__._,_.___
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar