Kamis, 04 Oktober 2012

[Media_Nusantara] Outsourcing Intelijen by @ridlwanjogja

 

Outsourcing Intelijen by @ridlwanjogja

Di dunia intelijen, juga ada system outsourcing, malah ini praktik lazim di semua dinas resmi intelijen dunia. Kita bahas di cepu

Bedakan antara intelligence officer (IO) dengan agent atau spy, IO adalah pegawai negara, agent/spy bukan atau tidak mesti. sebagian besar informasi IO yang disetorkan ke user yakni presiden/kepala negara diperoleh melalui agent-agent itu. Negara tak menggaji mereka bahkan tak tahu siapa mereka. IO yg meng-outsource, dengan biaya pribadi, diklaim ongkos ops. Di CIA , IO ada 2 model declared dan non official cover (NOC), keduanya dibebaskan merekrut agent. Di CIA , IO ada 2 model declared dan non official cover (NOC), keduanya dibebaskan merekrut agent.

Apa bedanya, yang declared dg NOC ? Declared dinyatakan secara terbuka di negara yg ditempati, berpaspor diplomatic. Kalau NOC, sebaliknya. Paspor biasa. Inilah yg sering dijadikan bahan film-film ala Holywood. CIA juga menggunakan all resources warganya di luar negeri, apapun profesinya misal mahasiswa, seniman, dokter, pengacara, dll. Misal Tahun 98 seorang bernama Boyd, masuk sebagai NOC CIA di Jakarta. Dia seorang konsultan firma hukum. Boyd lantas mengotsourcing /rekrut beberapa agent lokal.

Kapan UU Migas diundangkan ? Apakah menguntungkan AS ? Telusuri apakah Boyd terlibat? http://t.co/uDxtgfaV , Jadi intelijen bukan semata-mata urusan militer/keamanan, aspeknya sangat luas. ada juga intelijen budaya. halus but dangerous.

Saya beri satu link, baca, dan telusuri kira kira siapa orang ini. apa perannya. >> http://t.co/1MXhHu8B

CIA memberi imbalan yang pantas bagi agent-agent outsourcingnya. Beda dengan KGB. Bagi KGB, memberi informasi bagi negara adalah kewajiban, jika anda warga Rusia itu adalah obligasi anda pada tanah air. Jadi, warga Rusia dimanapun, jika dibutuhkan sbg outsourcing info KGB, harus mau dan tanpa imbalan. Di Indonesia, praktik outsource intelijen hampir terjadi di semua badan, BIN-BAIS-Baintelkam-dll. Di BIN misalnya, muncul istilah Deputi Google, untuk menyindir Deputi III (produksi) yg datanya sering copy paste dari internet, BIN juga sering meminta data riset dosen2, dan dipoles sedikit, lantas diklaim sebagai produk intelijen. Baintelkam juga begitu, mereka bahkan terlalu banyak merekrut #cepu atau outsourcing informan intelijen, biasanya eks kriminil. Akibatnya, monitoring #cepu di lapangan kacau, informasi kadang tumpang tindih dan overload data. ini bahaya bagi decision maker.

Ambil contoh kasus Sampang, apakah #cepu Polri tak punya data potensi bentrok ? pasti ada. Tapi system pelaporan kacau, ada info #cepu Polres, #cepu Polda, #cepu Mabes. Masuk ke level pimpinan beda-beda. Ditambah lagi, data yang masuk salah diolah oleh analis, lalu kebijakan user/Kapolri salah . Bentrok terjadi.

Di BAIS, problemnya lebih ke ego, Bais merasa paling senior. Dan enggan berbagi info dg dinas lain. Misal, cerita langsung dari pelakunya, Bais membeli informasi nama semua alumni kamp MILF-Mindanao periode 1998-2003. Bais membeli info ini dari #cepu intelijen negara lain,harganya cukup lumayan dengan dollar. Kini dimana data itu ? Tersimpan rapat di Kalibata. BIN-Baintelkam-bahkan BNPT tak punya data selengkap itu.

Di masa lampau Satsus Intel Yoga Soegama mempunyai agent-agent dengan sandi nama bunga. Misal, dengan kode Dahlia, agent yg ditempatkan di koran milik ABRI saat itu. Dahlia berhasil bongkar rencana atase Pers Soviet pada 1976 yg menawarkan duit segepok bagi pimred media di Indonesia. Syaratnya, pimred2 itu terbitkan artikel tentang CIA dan Tiongkok , bahan disuplai sopviet. Bakin berhasil mencegahnya pada April 1976 berdasar info dari Dahlia.

Anyelir dan Tulip juga dua nama agen terkenal pada periode itu. Ditempatkan utk memantau Soviet. Tulip adalah mantan dosen bahasa Indonesia yang pernah 3 tahun tinggal di Leningrad. Agen Mawar juga legendaris, dia dulunya anggota SOBSI, setelah 1965 dia menawarkan diri ke NLF. NLF adalah National Liberation Front kantor penerangan Vietcong yg diijinkan Sukarno berdiri di Jakarta dg status diplomatic. Hanya ada 5 perwakilan NLF di dunia saat itu, dan di Asia hanya ada di Jakarta. Mawar diterima bekerja sebagai pimred The South Vietnam Bulletin, media mingguan propaganda NLF, Kita maklumi tahun2 itu, awal Orba, CIA membantu Bakin mengembangkan intelijen melalui konsultan /pelatihan. CIA berpendapat Mawar ini potensial direkrut sebagai #cepu Bakin.

Pada 19 Mei 1970 dia setuju dioutsourcing sebagai buruh informan dengan handler Mayor Nuril. Masih ada Kamboja1, Kamboja 2 Teratai, Bakung, dan #cepu masa lalu lainnya yg menarik, kapan2 kita share. Sebagian dari mereka masih hidup, ada juga yang masih aktif jadi dosen. Apa keuntungan dinas intelijen mengoutsourcing agent ? Banyak , tapi terutama soal uang dan tanggungjawab negara.

Ambil contoh BIN, berapa penerimaan PNS resmi BIN setahun ? apakah cukup mengcover pos dalam negeri dan 21 pos di LN ? Jika IO melakukan ops langsung dan tertangkap, konsekuensinya sangat banyak, termasuk konsekuensi diplomatic, Namun, dg IO merekrut #cepu, dia bekerja lebih aman dan tentu saja lebih nyaman. Ini yang menyebabkan kemalasan intelijen kita, ongkang-ongkang kaki menunggu info dari #cepu, Akurasi data menjadi lemah, deskripsi laporan juga kurang karena IO mendapat dari tangan dan mata kedua.

Sudahlah, terlampau ngelantur lagi. Selamat makan siang. Nabi bersabda, bayar buruh sebelum keringatnya kering. Inget itu bos !

__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar